... bila dilanggar maka pelanggar akan diberi sanksi yang berat...
Jakarta (ANTARA News) - Pengamat kebijakan publik dari Universitas Indonesia, Rissalwan Lubis, menilai solusi mengatasi bau di Kali Item, Jakarta Pusat, harus dimulai dari mencari tahu sumber polusi di hulu.

"Secara teknis sumbernya harus dikurangi, lihat ke bagian hulu siapa yang membuang. Siapa yang menjadi sumber sampah kimia di Kali Item, itu industri apa rumah tangga. Kalau ke industri lebih gampang secara kebijakan, buat aturan dan tegakkan hukum, bila dilanggar maka pelanggar akan diberi sanksi yang berat," ujar dia, di Jakarta pada Senin.

Ia menjelaskan pendekatan yang sulit justru ke masyarakat, bagaimana mencegah mereka untuk tidak membuang air bekas cuciannya ke kali karena butuh pendekatan lebih lama dan panjang.

Penanganan jangka panjang harus dilakukan mengingat penanganan jangka pendek dengan menggunakan jaring tidak akan bertahan lama, seperti kondisi jaring yang rusak akibat sampah.

Kedua, setelah menelusuri sumber penyebab polusi, pemerintah setempat perlu lakukan pengerukan di sungai untuk membuat aliran karena sekarang ini alirannya sangat pelan sehingga menyebabkan banyak endapan lumpur kimia. 

Pemasangan jaring di Kali Item dilakukan pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengurangi bau saat menyambut tamu-tamu Asian Games 2018.

Namun, setelah Asian Games 2018 berakhir jaring akan dibuka dan masih belum ada penanganan konkret dari Pemda DKI terkait polusi air tersebut.

Dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poltitik UI itu menyayangkan penanganan Kali Item secara jangka pendek, apalagi hanya karena adanya kontingen dan atlet Asian Games 2018 yang bertanding di Jakarta dan sekitarnya.

"Penanganan jangka pendek karena menerima tamu kita apresiasi, tapi jangan sampai kebijakan publik dibuat karena hanya ada tamu tapi harusnya untuk warga Jakarta. Ini kebiasaan pemerintah, penumpukan material kimia di Kali Item menyebabkan arusnya tidak berjalan baik," katanya.

Pewarta: Tessa Aini
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018