Jakarta (ANTARA News) - Perenang junior Indonesia Azzahra Permatahani mengaku belajar banyak dari atlet senior ketika turun di Kejuaraan Akuatik Indonesia Terbuka (IOAC) 2018 yang digelar di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno 1-9 Desember.

"Kalau aku sendiri sih pastinya bisa belajar banyak dari senior, soalnya kan senior aku kan pastinya lebih jauh berpengalaman dari aku," kata Azzahra (16) yang ditemui di Jakarta, Senin.

Azzahra yang membela klub Belibis, Pekanbaru, sempat mengalahkan seniornya, Ressa Kania Dewi di nomor 200 meter gaya ganti perorangan putri di hari kedua IOAC, Minggu.

Hari itu Azzahra dengan waktu 2 menit 16,71 detik mematahkan rekor miliknya sendiri yang tercipta pada tahun 2017 (02:17,42). Sementara Ressa Kania Dewi, yang membela klub MNA mendapat perak (02:18,85) sedangkan medali perunggu dikantongi perenang HIU, Adinda Larasati (02:25,30).

Namun demikian, Azzahra yang pernah tembus kualifikasi untuk membela Indonesia di Olimpiade Remaja 2018 di Argentina itu mengaku masih sering grogi jika mendapati dirinya berlomba melawan seniornya di pelatnas.

"Biasanya itu sehari sebelum lomba (groginya). Waktu hari lombanya aku pikir jika aku masih junior dan dia seniorku, aku cuma harus tunjukkan yang terbaik, aku harus berenang semaksimal mungkin dan aku harus belajar dari dia bagaimana dia berenangnya bisa lebih cepat. Justru itu jadi motivasi," kata Azzahra.

Di hari ketiga IOAC 2018 Azzahra kembali meraih medali emas dari nomor 200 meter gaya kupu-kupu putri dengan waktu 2 menit 16,39 detik. Waktu terbaik Azzahra di nomor itu adalah 2 menit 14 detik

"Kalau menurut aku di 200 meter kupu ini lebih sedikit berat daripada kemarin 200 gaya ganti," kata Azzahra.

Cabang renang di IOAC 2018 digelar melalui format Kelompok Umur di mana di para perenang Indonesia akan bertarung atas nama klub masing-masing untuk memperebutkan predikat klub terbaik di Indonesia.

"Kalau untuk aku pribadi memandang kejuaraan ini cukup penting karena ini seperti kejuaraan terbuka, pastinya masuk FINA, jadi bisa untuk seleksi untuk SEA Games, dan juga untuk kejuaraan-kejuaraan dunia," kata Azzahra.

Baca juga: Azzahra pecahkan rekor nasional di IOAC 2018

Setelah IOAC, pada awal tahun depan, Azzahra harus kembali berlatih untuk mengembalikan performa maksimalnya untuk menuju SEA Games 2019.

"Persiapan buat SEA Games mungkin awal tahun baru disiapkan, baru latihan lagi," kata Azzahra.

"Kalau medali aku tidak berani target, aku cuma bisa targetkan best time aku sendiri lagi," kata Azzahra.

Sementara itu, wakil ketua umum PB Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Harlin Raharjo memandang selain berlatih untuk performa, Azzahra harus meningkatkan mentalnya ketika berlomba terutama jika menemui lawan yang lebih senior.

"Dia waktu di Youth Olympic dan Asian Games karena masih gugup jadi tidak best time," kata Harlin.

PB PRSI saat ini sedang mempersiapkan Azzahra untuk bisa berlaga di kejuaraan dunia yunior usia 17 tahun depan.

"Mudah-mudahan dia bisa mempertajam waktunya sehingga bukan tidak mungkin bisa juara," kata Harlin.

Baca juga: Rangkuman hasil perlombaan hari kedua IOAC 2018



 

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2018