Ambon (ANTARA News) - Sedikitnya lima dari 17 kawasan terumbu karang di Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku, kini kondisinya rusak berat karena para nelayan melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan bom dan zat beracun seperti potasium sianida. Kabid Lingkungan Hidup Dinas Kehutanan, Perkebunan dan Lingkungan Hidup Maluku Tenggara, John Nahusona, di Ambon, Senin, mengatakan enam kawasan terumbu karang lainnya mengalami rusak ringan sehingga butuh penanganan lintas sektoral untuk menanganinya. Menurut John, kesadaran para nelayan terhadap penggunaan potasium sianida maupun bom terhadap kelestarian lingkungan dan habitat biota laut relatif rendah. Karena itu, sambungnya, program sosialisasi kini intensif dilakukan kepada para nelayan agar tidak memanfaatkan bom maupun potasium sianida saat menangkap ikan. "Penegakan hukum juga belum optimal untuk membuat jera para oknum pelaku pengeboman maupun penggunaan potasium sianida,"ujar John. Terumbu karang merupakan habitat maupun makanan ikan karang karena tersedia banyak plankton di sana. "Saya khawatir bila kegiatan pengeboman dan penggunaan potasium sianida dibiarkan maka akan mengancam ekosistem laut di Maluku Tenggara," kata John Nahusona.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007