Jakarta (ANTARA News) - Perjalanan kopi Indonesia sejak dikenalkan di era kolonial Belanda hingga jadi bagian gaya hidup masa kini dibeberkan di buku "Kopi: Indonesian Coffee Craft & Culture".

Buku yang diluncurkan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) ini nantinya bisa diakses secara digital lewat aplikasi iPusnas milik Perpustakaan Nasional. Isinya juga bisa diundah melalui portal Bekraf.

Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf dalam sambutannya di Jakarta, Rabu, mengatakan Indonesia saat ini masih menjadikan kopi sebagai komoditas, sekadar mengekspor biji kopi.

Baca juga: Kopi hijau punya lebih banyak manfaat kesehatan

"Negara lain yang tidak punya kebun kopi bisa mengolahnya sedemikian rupa sehingga mereka yang dapat nilai tambahnya... Yang ingin Bekraf lakukan, memperjuangkan nilai tambah itu agar bisa kita dapatkan di Indonesia," kata Triawan.

Dia berharap kelak Indonesia tak cuma mengekspor biji kopi, tapi juga menawarkan kopi yang sudah diolah sehingga meningkatkan perekonomian.

Akhir-akhir ini muncul generasi baru petani, wirausaha dan profesional yang memperlakukan kopi lebih dari sekadar komoditas ekspor. Mereka menanam, memproses dan menyeduh kopi dengan pendekatan baru.

Baca juga: Kopi Indonesia makin diminati di Inggris

Triawan mengatakan, kopi Indonesia sangat kaya dari segi varian. Tercatat ada 21 kopi Indonesia yang memiliki indikasi geografis.

Dalam peluncuran buku ini, Bekraf juga mengungkapkan rasa terima kasih pada mendiang Bondan Winarno. Ikon dunia kuliner Indonesia ini berkontribusi dalam pembuatan buku "Kopi: Indonesian Coffee Craft & Culture".

"Kecintaan dan passion almarhum terhadap kopi Indonesia yang termuat dalam buku ini akan menjadi warisan yang berharga bagi kita dan generasi mendatang."

"Kopi: Indonesian Coffee Craft & Culture" yang terdiri dari 260 halaman penuh warna dihiasi foto-foto menarik seputar kopi. Buku berbahasa Inggris ini membahas sejarah kopi, cara-cara unik menyeduh kopi di Indonesia hingga para wirausaha di bidang kopi.

Baca juga: Kopi Samosir kantongi sertifikat perlindungan Indikasi Geografis
 

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018