Sanur (ANTARA News) - Ombak besar yang muncul dengan ketinggian antara 1,5 sampai dua meter belakangan ini, membuat sebagian penduduk yang bermukim di wilayah pantai selatan Bali dilanda perasaan was-was. Sejumlah penduduk yang menetap di dekat Pantai Sanur dan Jimbaran, Kabupaten Badung, ketika ditemui ANTARA News, Kamis, mengaku sejak dua malam ini nyaris tidak bisa tidur dengan nyenyak. "Begitu ombak berdebur dengan suara gemuruh, kami sekeluarga bisa tiba-tiba bangun. Maklum, takut muncul tsunami," kata Nyoman Rudia (45), warga Sanur yang juga pemilik kios suveniran di pinggir pantai itu. Rudia mengaku, sebelum "musim" tsunami menerjang sejumlah daerah, keluarganya tak pernah merasa was-was mengahadapi ombak besar yang kerap muncul di pantai selatan Bali. "Dulu-dulu, kami tak pernah urus dengan ombak. Sebagaimanapun besarnya, ya kami anggap biasa. Tapi sekarang, begitu gelombang mendebur, keluarga kami langsung panik," ucapnya sambil menatap jauh ke tengah laut yang siang itu tampak masih "murka". Terkait kerisauan masyarakat terhadap bencana tsunami seperti itu, Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Gde Sugianyar yang dihubungi terpisah mengimbau agar masyarakat tidak gampang panik. "Masyarakat hendaknya jangan gampang panik, sebab hal itu justru akan membahayakan diri sendiri bahkan orang lain," katanya dengan menambahkan, "Namun demikian, kita harapkan masyarakat juga tidak mengurangi kewaspadaannya." Kabid Humas menyebutkan, guna mengantisipasi munculnya bencana tsunami, pihaknya telah menjalin kerja sama dengan kantor BMG setempat. Jadi, lanjut dia, bila suatu saat muncul gempa bumi yang berpotensi bencana tsunami, pihak BMG akan langsung mengontak jajaran Polda Bali. Selanjutnya, petugas kepolisian yang akan turun ke lapangan mengingatkan masyarakat untuk cepat mengungsi dari wilayah yang diperkirakan akan diterjang tsunami, ujar Sugianyar. "Sehubungan dengan itu, masyarakat tidak perlu terlalu was-was, karena segalanya akan kita coba pecahkan dengan jalan yang terbaik," kata Kabid Humas.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009