Jakarta (ANTARA News) - Lima organisasi massa pendukung Soeharto yang tergabung dalam Aliansi Ormas Indonesia menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor perwakilan PBB di Jakarta menuntut bukti-bukti yang melatari tuduhan korupsi Soeharto untuk diserahkan ke penegak hukum di Indonesia. "Kami yang tergabung dari beberapa ormas pemuda, LSM dan ormas keagamaan meminta Bank Dunia dan PBB untuk mempertanggungjawabkan laporan tersebut," kata Kamrussamad, Ketua DPP Pemuda Penerus Amanat Proklamasi RI (PPAPRI) saat berdemo di Jakarta, Senin. Selain DPP PPAPRI, ormas lainnya yang berunjuk rasa itu adalah DPD PPARI DKI Jakarta, Persaudaraan Muslim Se-dunia (PMS) Perwakilan Indonesia, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Proklamasi, dan Gerakan Masyarakat untuk Pendidikan Politik, Hukum dan HAM (Gempita). Sebelumnya Presiden Bank Dunia, Robert B Zoellick mengumumkan di depan PBB mengenai "10 pencuri asset terbesar" mantan penguasa negara dunia ketiga dimana Soeharto diperkirakan korupsi senilai 15-35 miliar dolar AS atau setara Rp135-350 triliun. Menurut Kamrussamad, pihaknya meminta bukti-bukti tuduhan korupsi dari PBB itu untuk diserahkan kepada aparat penegak hukum di Indonesia untuk diproses sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia. "Tentu kita semua patut mendukung terhadap setiap upaya pemberantasan korupsi karena tindakan korupsi itu jelas-jelas merugikan banyak warga bangsa dan merusak perekonomian nasional suatu bangsa," katanya. Para pengunjuk rasa yang tiba dengan sejumlah kendaraan bermotor itu juga meneriakkan bahwa Bank Dunia adalah rentenir terbesar dunia yang turut serta menghancurkan perekonomiaan negara-negara berkembang melalui berbagai sistem dan praktik yang penuh tekanan. Aksi yang hanya diikuti oleh belasan pendemo itu hanya diawasi oleh sejumlah aparat kepolisian dan tidak memacetkan arus lalu lintas yang melewati jalan Thamrin tersebut. Sementara itu, empat perwakilan pengunjuk rasa, yakni Yusro Kazim (DPW PPAPRI DKI), Abdullah Babeher (PMS Perwakilan Indonesia), Syamsul Bakhri (LBH Proklamasi) dan Ardian N Chaniago (Gempita) sempat diterima staf PBB perwakilan di Jakarta. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007