Yogyakarta (ANTARA News) - Macetnya sektor riil di Indonesia merupakan konsekuensi kebijakan pemerintah untuk menekan inflasi dengan cara menerbitkan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dengan tingkat suku bunga yang tinggi. "Perbankan lebih tertarik untuk menempatkan dananya di SBI dari pada menyalurkannya ke sektor riil, karena dengan dana di SBI akan diperoleh keuntungan yang besar tanpa adanya resiko," kata Deputi Institute of Public Policy and Economic Studies (INSPECT), Ahmad Ma`ruf di Yogyakarta, Minggu. Menurut dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini, macetnya sektor riil karena tidak lancarnya kredit dari perbankan bukan 100 persen kesalahan bankir, karena itu juga merupakan implikasi dari kebijakan pemerintah untuk menahan laju inflasi. Jika tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI) diturunkan, kemungkinan akan terjadi perubahan perilaku perbankan dengan menarik dana mereka yang berada di SBI, kemudian menyalurkannya ke masyarakat. "Saat ini bankir sedang menikmati betul kebijakan BI yang tetap mempertahankan tingkat suku bunga, karena selisih bunga SBI dan bunga tabungan nasabah cukup besar," katanya. Kebijakan BI tersebut pada akhirnya berimplikasi pada tidak bergeraknya sektor riil yang mengakibatkan meningkatnya pengangguran. "Selain itu, sebagian besar kredit yang disalurkan perbankan merupakan kredit konsumsi dalam bentuk kartu kredit, kredit perumahan, dan kredit kendaraan bermotor, bukan kredit investasi," katanya. Ia mengatakan, adalah hal yang wajar jika kebijakan untuk menekan inflasi berimplikasi pada meningkatnya pengangguran, dan membiarkan laju inflasi bisa mendorong berkurangnya pengangguran. Tertahannya laju inflasi akan melindungi para pegawai yang telah memiliki gaji tetap, seperti PNS, apalagi mereka juga menerima gaji ke-13 dan kenaikan gaji berkala, namun hal itu justru menghambat sektor riil di masyarakat. Untuk mengatasi kondisi tersebut, menurut Ahmad Ma`ruf, pemerintah harus memberikan kebijakan khusus bagi bank-bank milik negara agar mereka tidak terlalu banyak menempatkan dana di SBI dan menyalurkan dana tersebut untuk sektor riil. "Kalau bank-bank milik negara dibiarkan seenaknya bermain dengan SBI, para bankir hanya akan berorientasi untuk mendapatkan keuntungan. Mereka sudah mendapat gaji dari negara, tetapi masih juga mencari keuntungan dari SBI, dan membuat tidak terbangunnya sektor ekonomi rakyat," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007