Ternate  (ANTARA News) - Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Ternate, Maluku Utara melaporkan, empat ABK Kapal Motor "Berkat" rute Pulau Hiri - Batang Dua memuat 1 ton Bahan Bakar Minyak (BBM) yang hilang kontak berhasil ditemukan selamat.

Kepala Basarnas Ternate, Muhammad Arafah di Ternate, Selasa, menyatakan sebanyak empat orang anak buah kapal KM Berkat bermuatan BBM sejak (27/1) hilang kontak tidak kunjung tiba di Pulau Batang Dua dan perahu tersebut tidak memiliki GPS maupun alat komunikasi radio.

Menurut dia, Pada tanggal 26 Januari sekitar pukul 12.00 wit KM Berkat bertolak dari Ternate menuju Batang Dua dengan empat orang awak kapal masing-masing Beron Lette (38 tahun), Aser Lette (36 tahun), Minggus Rajalahu (45 tahun) dan Arfen Lette (9 tahun) serta muatan 1 ton bahan bakar minyak.

Dalam perjalanan karena cuaca buruk, perahu tersebut berlindung di Pulau Hiri dan bermalam.

Tetapi, pada tanggal 27 Januari sekitar pukul 05.00 wit, KM Berkat memutuskan untuk kembali melanjutkan pelayaran dari Pulau Hiri menuju Batang Dua dengan estimasi tiba di Batang Dua Pukul 12.00 wit, namun hingga pagi hari KM Berkat tidak kunjung sandar di Pelabuhan Batang Dua.

Ia mengatakan, saat personelnya diterjunkan ke Pulau Batang Dua, seluruh korban KM Berkat telah tiba di Pelabuhan Batang Dua dengan selamat selanjutnya Tim SAR gabungan melakukan pendataan dan pengecekan kesehatan terhadap empat korban tersebut.

Sementara itu, Badan Meterorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meterologi Kelas I Babullah Ternate, mengimbau masyarakat Maluku Utara yang akan berpergian melalui jalur laut untuk berhati-hati, menyusul tingginya gelombang di perairan Maluta mencapai 4-5 meter.

Prakirawan Cuaca BMKG Kelas I Babullah Ternate, Fahmi Bachadar mengatakan, tingginya gelombang laut ini ini karena adanya pengumpulan awan di sekitaran wilayah Malut hingga berdampak pada kondisi cuaca berpotensi terjadi petir dan angin kencang.

Selain itu, dari hasil analisis kondisi cuaca dua hari kemarin hingga Selasa masih hujan, khususnya di wilayah Utara Halmahera yakni wilayah Morotai, Halmahera Utara, Tobelo, Galela, Loloda Utara hingga Loloda Selatan.

 "Kondisi angin kencang diprediksi berkisar 30 knot atau 60 km per jam yang bisa berdampak pada ketinggian gelombang mencapai hingga 5 meter," ujarnya.

Oleh karena itu, Fahmi Bachadar mengimbau, masyarakat yang berada di wilayah tersebut agar berhati-hati dengan kondisi laut yang masih buruk, baik itu transportasi antarpulau maupun kegiatan-kegiatan lain berkaitan dengan laut.

Baca juga: Kapal bermuatan BBM hilang kontak di perairan Maluku
 

Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019