Selama ini proyek migas masih banyak menggunakan produk impor. Jika industri dalam negeri bisa memasok melalui pltaform digital maka diharapkan bisa memangkas biaya sekitar 20 persen karena menghilangkan biaya trader sebagai perantara
Jakarta (ANTARA News) - Ikatan Ahli Fasilitas Produksi Migas Indonesia (Iafmi) menjajaki pengembangan bisnis peralatan fasilitas produksi migas di Tanah Air melalui perdagangan digital (e-commerce).
     
"Iafmi telah menandatangani MoU pengembangan platform marketplace bisnis digital di industri migas dengan PT gazEgaz Pasifik International pada forum CEO Talk ke-5 Iafmi, Selasa (29/1/2019)," kata Sekretaris Jenderal Iafmi Taufik Aditiyawarman kepada pers di Jakarta, Kamis.
     
Ia mengatakan langkah tersebut sebagai respons terhadap perubahan (disrupsi) teknologi pemasaran yang terjadi dengan sangat cepat dan masif di semua aspek bisnis.

Menurut Taufik, keberadaan platform e-dagang sangat diperlukan untuk memudahkan pemasaran bagi produsen peralatan migas nasional. Sebaliknya bagi kontraktor migas (KKKS) juga diuntungkan karena akan membeli peralatan langsung dari produsen atau pabrik. 
     
Selain itu, pemanfaatan bisnis secara daring (online) diharapkan dapat memangkas harga produk. Perdagangan melalui dalam jaringan (online) akan menghilangkan biaya trader yang selama ini menjalankan fungsi intermediasi dalam perdagangan konvensional.
     
"Selama ini proyek migas masih banyak menggunakan produk impor. Jika industri dalam negeri bisa memasok melalui pltaform digital maka diharapkan bisa memangkas biaya sekitar 20 persen karena menghilangkan biaya trader sebagai perantara," katanya.
     
Taufik menargetkan platform produk industri migas tersebut sudah dapat diluncurkan pada tahun ini sehingga bisa segera dimanfaatkan oleh sekitar 600 anggota Iafmi yang ada saat ini.
     
"Keberadaan marketplace khusus produk migas itu juga diharapkan dapat mendorong penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam proyek migas," katanya.
     
Menurut Ketua Umum Iafmi Rudianto Rimbono, selain menandatangani MoU pengembangan platform, pihaknya juga mengajak para pemangku kepentingan sektor migas baik dari regulator, asosiasi maupun perusahaan migas untuk bersinergi dalam menjawab perkembangan e-dagang (e-commerce) di dunia migas Tanah Air.
     
"Kami mengundang para stakeholders industri migas nasional melalui forum CEO Talk untuk membahas fenomena e-commerce dalam dunia migas berdasarkan pemaparan dari pakar pemasaran Rhenald Kasali," katanya.
     
Forum tersebut dihadiri lebih dari 100 orang peserta terdiri dari pimpinan regulator dan praktisi bisnis migas seperti KKKS, kontraktor EPC, supply chain, asosiasi serta pemangku kepentingan utama lainnya dalam bidang migas.
     
"Tujuan utama dari pertemuan tersebut agar para pemangku kepentingan tidak hanya mencermati dan larut dalam disrupsi (e-commerce) dalam dunia migas di tanah air, namun respons yang tepat yang perlu dilakukan sehingga pimpinan regulator dan praktisi bisnis dapat saling bersinergi dan menjadi tuan rumah dalam industri migas di tanah air," kata Rudianto.
 
Baca juga: Kepala SKK Migas: Optimalkan teknologi di industri hulu migas
 

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019