Jakarta (ANTARA News) - Indonesia memprakarsai program penyelamatan terumbu karang di wilayah segitiga terumbu karang (Coral Triangle/CT) yang mencakup enam negara atau CT-6. Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi di Jakarta, Selasa mengatakan, program yang dikenal dengan Coral Triangel Inisiative (CTI) tersebut meliputi Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua Nugini, Kepulauan Solomon dan Timor Leste. "CTI tersebut telah kita tawarkan dalam Pertemuan pimpinan APEC di Sydney Australia awal September 2007 lalu," kata Menteri. Menurut dia, pembentukan Segitiga Terumbu Karang (CTI) merupakan upaya Indonesia untuk penanggulangan perubahan iklim global. Hasilnya, tambahnya, CTI masuk dalam "Sydney APEC Leader`s Declaration on Climate Change, Energy Security and Clean Development". Deklarasi tersebut menyatakan bahwa sumberdaya kelautan dan pesisir merupakan bagian terintegrasi dari siklus karbon, sehingga para pemimpin APEC menilai keberadaan CTI untuk terumbu karang, perikanan dan keamanan pangan dalam upaya meningkatkan pemanfaatan dan konservasi sumberdaya biologi laut. Freddy mengatakan, luas segitiga terumbu karang yang masuk dalam CT-6 mencapai 75.000 kilometer persegi (km2) memiliki lebih dari 500 spesies terumbu karang dan dihuni lebih dari 3.000 spesies ikan. "Keberadaan segitiga terumbu karang ini dikenal dunia sebagai Amazon of The Seas karena memiliki keanekaragaman hayati paling kaya di planet bumi," katanya. Selain itu, tambahnya, terumbu karang di kawasan tersebut merupakan sumber pangan bagi 120 juta penduduknya, tempat pemijahan ikan tuna dan sumber ekonomi regional dengan perkiraan perputaran uang mencapai 2,3 miliar dolar AS per tahun. Freddy mengatakan, diterimanya CTI oleh 21 kepala pemerintahan anggota APEC ditindaklanjuti oleh Departemen Kelautan dan Perikanan dengan penyusunan rencana aksi. Rencananya, rencana aksi CTI tersebut akan dibahas pada awal Desember 2007 dalam pertemuan CT-6 Senior Official Meeting bersamaan dengan COP-13 UNFCCC di Bali. Sedangkan pelaksanaan rencana aksi CTI akan dicanangkan pada World Ocean Conference 2009 di Manado Sulawesi Utara oleh para pemimpin negara CT-6.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007