Sukabumi (ANTARA News) - Pasokan gas elpiji di Kabupaten dan Kota Sukabumi sepekan terakhir ini mengalami hambatan dan berkurang separuh dari kondisi normal. Kondisi itu mengakibatkan warga mengalami kesulitan memperoleh bahan bakar gas, bahkan menjelang lebaran diperkirakan permintaan sebagian warga tidak dipenuhi. Terjadinya hambatan pendistribusian gas ke Kota maupun Kabupaten Sukabumi disebabkan masalah pengisian gas elpiji `Filling Plan`, IRA Jaya di Bogor yang mengalami kebocoran. "Sejak satu minggu ini permintaan gas ke pangkalan tak kunjung datang, saya harus menggunakan minyak tanah untuk memasak," kata Ny. Harun (50 th), warga Jalan Siliwangi Kota Sukabumi yang membuka warung makan, Jum`at. Ia mengaku dirinya tidak tahu menahu penyebab sulitnya memperoleh gas, namun dirinya berharap agar gas dapat dipasok kembali, sehingga tidak terjadi kelangkaan seperti saat ini. Warga lainnya di Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi, Apid (29) menyatakan hal senada. Hampir dua minggu ini susah mendapatkan gas, sehingga dia menggunakan minyak tanah untuk sarana memasak. Di tempat terspisah, Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional (Hiswana) Migas Sukabumi-Cianjur, Andri Setiawan Hamami mengatakan sulitnya warga memperoleh gas disebabkan adanya pembatasan pasokan gas ke Sukabumi. "Pasokan gas sekarang dikurangi setengahnya dari kuota 3.000 tabung gas menjadi 1.500 tabung gas," ujarnya. Menurutnya, terjadinya pembatasan pasokan gas tersebut disebabkan masalah pengisian gas di IRA Jaya Bogor akibat adanya kebocoran pengisian gas di Bogor. "Sehingga mengakibatkan, kami menghadapi kendala untuk memenuhi permintaan warga. Kami juga kesulitan untuk mencari alternatif karena jika mendatangkan gas dari Bandung atau Jakarta akan memakan biaya yang cukup besar dibandingkan jika ke Bogor," katanya. "Jika biaya yang mahal tersebut dibebankan ke masyarakat, maka masyarakat tidak akan mau menerimanya," ujar Andri. Dia menambahkan permintaan masyarakat yang diprediksi meningkat menjelang lebaran kemungkinan sebagian besar tidak bisa dipenuhi bila kondisinya tidak berubah.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007