Jakarta (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia (TNI) tetap meningkatkan kesiagaan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan terjadinya letusan Gunung Kelud, yang kini berada dalam status siaga III. "Kami bersama Polri sudah dan akan tetap siaga dan dipersiapkan untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi," kata Kepala Dinas Penerangan Umum (Kadispenum) Mabes TNI Kolonel CAJ Ahmad Yani Basuki di Jakarta, Sabtu. Ia mengatakan, kesiagaan dan segala bentuk antisipasi yang dilakukan TNI sesuai koordinasi dari Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Bakornas PB). Sementara itu, Kodim Kodim 0808 Blitar, Letkol Infanteri Suko Pranowo mengatakan, sekitar 1.000 personil TNI dari Batalyon Infanteri 511 dan Kodim 0808 Blitar, Jawa Timur disiagakan untuk melakukan evakuasi korban jika Gunung Kelud benar-benar meletus. Menurut dia, sejak Gunung Kelud dalam status siaga, ribuan personil tersebut tidak diperkenankan meninggalkan daerah yang sudah ditetapkan dalam kondisi bahaya. "Mereka sudah siaga," kata Suko. Kepala Pengendalian Satlak Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi Kabupaten Kediri, Deddy Sadria mengatakan, sejak Sabtu (6/10) pagi sedikitnya 52 unit tenda untuk para pengungsi Gunung Kelud mulai didirikan di lima titik lokasi pengungsian di Kabupaten Kediri, Jawa Timur. "Rencananya mulai pagi ini akan didirikan di beberapa tempat pengungsian di Wates, Plosoklaten, Puncu, dan Kepung," kata Kabid Linmas Pemkab Kediri itu. Selain tenda pengungsian, Satlak juga akan mendirikan enam unit tenda dapur umum yang dipinjam dari TNI-AD untuk memenuhi kebutuhan logistik para pengungsi jika Gunung Kelud meletus. "Hari ini pula, kami juga akan membagi-bagikan ribuan masker kepada warga masyarakat yang tinggal di KRB (Kawasan Rawan Bencana) I Gunung Kelud," katanya menambahkan. Deddy Sadrian menyebutkan, jumlah masker bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Timur itu mencapai 50.000 ribu buah dari total kebutuhan sebanyak 60.000 buah. Gunung Kelud telah 30 kali meletus sejak pertama kali pada tahun 1311. Letusan kerap memakan korban jiwa karena semburan batu dan kerikilnya. Sejak terdeteksi hingga saat ini, tidak kurang dari 15.000 jiwa tewas akibat letusan Gunung Kelud. Untuk itu, lahar diupayakan mengalir melalui sungai -sungai yang ada di sekitar Gunung Kelud, seperti Kali Sirinjing, Kali Konto, Kali Dermo, Kali Sukorejo, Kali Badak, Kali Putih, dan Kali Semut. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007