Yogyakarta (ANTARA News) - Pernyataan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X yang bersedia dijagokan sebagai calon presiden (capres) pada Pemilu 2009 harus diikuti dengan proses pembangunan jaringan politik secara nasional, karena selama ini masih cenderung terpusat di Jawa. "Meskipun Sultan sempat muncul dalam proses reformasi dan mulai dikenal masyarakat luas, tapi harus ada proses tambahan yakni dengan membangun jaringan lintas daerah sebagai kekuatan politik," kata Pengamat Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, AAGN Ari Dwipayana, Minggu. Menurut dia, saat ini isu capres masih sebatas proses lamar melamar dan merupakan bagian penjajakan elit politik nasional. "Proses penjajakan ini juga belum terkristaslisasi karena masih menunggu konfigurasi politik nasional yang sangat tergantung pada hasil pemilu legislatif, di mana parpol yang boleh mencalonkan presiden minimal memperoleh 15 persen suara," katanya. Ia mengatakan, Sultan juga harus berhitung apakah kendaraan politiknya mencukupi untuk maju dalam pilpres. "Ada kemungkinan parpol yang mengusung Sultan bertujuan untuk `mendulang` suara dengan mengusung calon alternatif yang dipandang bukan kontelasi lama. Selain itu, Sultan juga cukup dikenal di Jawa yang memiliki potensi suara sangat tinggi," katanya. Dikatakannya kalau Sultan ingin membangun kekuatan politik nasional, ia harus membangun jaringan lintas nasional. "Ini berbeda dengan Sutiyoso yang mempunyai jaringan cukup kuat karena selama menjabat sebagai Ketua Asosiasi Gubernur maupun perkumpulan lain serta mantan Pangdam yang sudah beberapa kali bertugas di luar daerah. Selain itu Sutiyoso juga dekat dengan pusat kekuasaan RI," katanya. Sultan juga masih dapat menggunakan Partai Golkar sebagai kendaraan politiknya dengan memanfaatkan faksi antara Jusuf Kalla dan Akbar Tanjung sehingga dapat memunculkan calon alternatif, imbuhynya. "Namun ada dua hal yang hasru diperhatikan jika menggunakan Partai Golkar, yakni modal politik dan modal ekonomi. Modal politik untuk membangun jaringan sedangkan modal ekonomi untuk menyebar ke daerah dan ini sangat menentukan kemenangan," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2007