Medan (ANTARA News) - Sebak bola sejak dahulu sudah menjadi olah raga rakyat di tanah air, meski permainan si kulit bundar itu tidak berasal dari Indonesia.

Tidak hanya orang tua, sampai anak-anak menggandrunginya dari sudut-sudut kota hingga pelosok desa. Itu tentunya memang tidak heran karena sepak bola adalah olahraga murah yang bisa dimainkan di mana saja, tanpa harus di lapangan besar.

Di berbagai sudut anak-anak bermain sepak bola dengan seadanya, tanpa alas kaki dan lapangan yang memadai. Kondisi itu saban hari akan terlihat, terutama pada hari-hari libur, sekaligus membuktikan sepak bola adalah juga sarana hiburan bagi sebagian besar masyarakat.

Tidak terkecuali di Sumatera Utara, dan lebih khususnya Kota Medan yang dari dulunya sudah terkenal menghasilkan banyak pesepak bola andal yang menjadi langganan tim nasional.

Di Kota Medan terdapat PSMS, klub legendaris yang pada era perserikatan selalu langganan juara, meski saat ini tim "Ayam Kinantan" kurang menjadi perhatian seiring merosotnya prestasi yang diraih tim dengan jersey hijau-hijau tersebut.

Terakhir pada Liga I musim 2018, PSMS mampu berlaga di kasta tertinggi kompetisi di Indonesia itu dan seiring hal tersebut harapan publik Medan sangat besar akan kembalinya prestasi klub ini seperti era 80-an dan 90-an.

Namun sayang, meski berbagai pembenahan terus dilakukan termasuk mendatangkan sejumlah pemain asing, PSMS terdegradasi karena hanya menempati posisi paling bawah dari 18 kontenstan Liga I.

Mau tidak mau, musim ke depan PSMS harus kembali berlaga di Liga 2 Indonesia yang tentunya manjadi catatan bagi semua pecinta PSMS bagaimana bisa kembali kembali berlaga di Liga I Indonesia.

Tapi sudahlah, mari kita lupakan sejenak PSMS yang saat ini masih melakukan seleksi untuk merekrut pemain guna menghadapi Liga 2, padahal tim-tim lain sudah jauh-jauh hari melakukan persiapan dengan merekrut pemain-pemain berkualitas.

Yang menjadi sangat penting saat ini adalah bagaimana regenerasi pesepakboal andal bisa terus lahir dan ke depan bisa menjadi pemain berkualitas yang mampu membawa harum nama daerah serta Indonesia di kancah internasional.



Kompetisi usia dini

Di Sumatera Utara, khususnya di Kota Medan banyak muncul sekolah sepak bola (SSB) yang membina anak-anak usia dini untuk bisa menjadi pesepak bola andal, seiring dengan impian bahwa menjadi seorang atlet saat ini cukup menjanjikan.

Mengapa tidak, kalau sudah menjadi atlet yang berkualitas, berbagai tawaran akan datang dari klub-klub besar dengan tawaran kontrak yang terbilang cukup untuk hidup.

Menurut Ketua Askot PSSI Medan Iswanda Ramli, kompetisi adalah roh nya sebuah olahraga. Tanpa kompetisi atau turnamen jangan harap akan muncul bibit-bibit berbakat. Dengan kompetisi akan semakin memacu seorang atlet untuk terus mengasah kemampuannya mengoleh si kulit bundar.

Untuk melahirkan seorang atlet yang andal tidak bisa diraih secara instan, melainkan dengan waktu yang panjang melalui proses latihan dan pembinaan yang berjenjang, mulai dari usia dini, remaja dan seterusnya.

"Jangan pernah bermimpi lahir pesepak bola andal kalau tidak dimulai jauh-jauh hari. Sejarah membuktikan tidak ada seorang atlet pun di dunia yang punya nama besar tiba-tiba sukses. Semuanya dimulai dari proses panjang dari mengikuti turnamen kelas kampung hingga selanjutnya taraf yang lebih tinggi lagi," katanya.

Atas dasar itu pula, kata Wakil Ketua DPRD Kota Medan itu, menggulirkan kompetisi sepak bola usia dini adalah menjadi program prioritasnya dari berbagai program lainnya selama kepengurusannya di PSSI Medan.

Iswanda Ramli yang baru-baru ini terpilih kembali sebagai ketua PSSI Medan untuk kedua kalinya itu menyebutkan pada periode pertama, kepengurusannya sudah menggelar beberapa kali turnamen sepak bola usia dini yang diikuti puluhan SSB.

Periode kedua, akan digulirkan kembali turnamen usia dini untuk mewujudkan ambisi agar ke depan Kota Medan kembali menjadi kota lahirnya pesepak bola berkualitas dan tentunya demi mengembalikan marwah Kota Medan sebagai kota gudangnya pesepak bola andal.

Baginya untuk menggulirkan turnamen usia dini menjadi wajib, apalagi rencana tersebut sudah mendapat dukungan dari semua pihak, termasuk dukungan dari Asprov PSSI Sumut.

Dukungan dari Asprov PSSI Sumut untuk membuat turnamen secara rutin, tentu menjadi tugas dan tanggung jawab Askot PSSI dalam mencetak bibit-bibit pesepak bola potensial.

"Kami sudah mendapat persetujuan dari Asprov PSSI Sumut untuk membuat turnamen antar klub. Saya ingin seperti dulu, klub-klub di Medan bertarung dan banyak muncul pemain-pemain bagus. Ini cita-cita saya untuk membuat itu lagi. Seperti turnamen usia 17 dan 20 tahun ini harus diaktifkan. Nantinya, juga untuk menyuplai pemain hebat untuk perkuat tim PSMS di liga profesional," katanya.

Apa yang diwacanakan Ketua PSSI Medan itu juga mendapat dukungan penuh dari Ketua KONI Medan Eddy H sibarani yang menurutnya bahwa usia dini adalah kerangka dasar bagi seorang atlet untuk kedepannya bisa menjadi atlet berprestasi.

Tentunya juga untuk semakin mengasah kemampuan atlet, selain latihan dengan keras, juga harus rutin mengikuti kompetisi atau turnamen karena hanya dengan demikianlah seorang atlet itu bisa mengevaluasi sudah sejauh mana kemampuan yang dimilikinya.

"KONI Medan sudah menyiapkan atlet untuk menghadapi PON tahun 2024. Artinya, atlet usia dini yang kita siapkan sekarang ini, merekalah nantinya yang diplot untuk berlaga di PON tahun 2024. Jadi kalau dari sekarang, ada waktu enam atau lima tahun bersiapan," katanya.

Demikian juga dengan turnamen sepak bola usia dini, menurut dia , juga sangat penting untuk melahirkan seorang pesepakbola berkualitas dan dia sangat mendukung apa yang akan digagas oleh PSSI Medan tersebut.

"PSSI Medan punya tekad bisa bisa melahirkan pesepakbola yang nantinya bisa menyumbang pemain berkualitas untuk PSMS. Kita juga punya harapan yang sama bagaimana ke depan PSMS itu banyak diperkuat oleh pemain-pemain putra daerah," katanya.

Semoga apa yang dicita-citakan oleh PSSI Medan dan KONI Medan itu terwujud. Untuk itu perlu kerja keras dari semua pihak di daerah itu yang cinta akan sepak bola.

Tidak ada kata lain, turnamen usia dini sangat penting untuk melahirkan seorang pesepak bola berkualitas. Semoga cita-cita mulia itu terwujud. Bravo sepak bola Indonesia, bangkitlah PSMS.*


Baca juga: PSMS siap kalahkan Mitra Kukar

Baca juga: Mitra Kukar siapkan kejutan lawan PSMS


 

Pewarta: Juraidi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019