Manado (ANTARA News) - Anak Buah Kapal (ABK) KM Rajawali, sebuah kapal ikan yang tenggelam saat pelayaran dari Bitung, Sulawesi Utara menuju Ambon Maluku, yang tenggelam pada Jumat (28/9) telah ditemukan para nelayan di pantai selatan Filipina. Kepala Badan SAR Nasional Sulut, Sukardi kepada ANTARA News, Selasa di Manado mengatakan, para ABK tersebut ditemukan Senin (9/10) pagi sekitar pukul 07.00 di pantai selatan Filipina. Kemudian sekitar pukul 13.00, para ABK tersebut dievakuasi oleh kapal ikan berbendera Filipina "Wulandari" dan dibawa ke Davao. Saat ditemukan para ABK tersebut berada diatas rakit dan satu diantara 12 ABK tersebut sudah meninggal dunia, katanya tanpa merinci. 12 ABK KM Rajawali tersebut masing-masing Nahkoda Sukamto, Abner Matahang, Dalton Mangantar, Decky Mutahang, Harlen Sadero, Jantje Tangkian, Matori Marsudi, Mengky Antara, Rizal Sadere, Rafles Walelangi, Ridwan Dalema dan Vendi Budihardjo. Sebelumnya KM Rajawali tersebut berangkat dari Kota Bitung, Sulawesi Utara (Sulut) menuju Ambon, Maluku pada Jumat (28/9) sekitar pukul 05.00 wita. Tetapi sekitar pukul 16.00 wita diduga kapal tersebut mengalami bocor serta dihantam ombak yang besar di dekat perairan Belang, Kabupaten Minahasa Tenggara. Kontak terakhir terjadi sekitar pukul 19.00 wita, kemudian tidak terjadi lagi komunikasi dan diduga sudah kapal yang memuat 12 ABK tersebut tenggelam pada posisi 12 mil dari Belang. Tenggelamnya kapal KM Rajawali tersebut membuat Tim SAR Sulut bersama instansi lainnya seperti TNI AL, TNI AU, melakukan pencarian. Tetapi, karena kondisi cuaca yang buruk serta tidak ditemukannya tanda-tanda keberadan 12 ABK tersebut maka TIM SAR melakukan penghentian pencarian pada Rabu (3/7).(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007