Baghdad (ANTARA News)- Pemerintah Irak pada Rabu mengatakan, pihaknya mengecam keras pembunuhan dua perempuan sipil di Baghdad oleh para pengawal keamanan asing, dan menyelidiki penembakan-penembakan itu. Pertumpahan darah Selasa itu terjadi beberapa hari setelah Irak berikrar akan menghukum perusahaan keamanan Amerika Serikat (AS), Blackwater, setelah satu pemeriksaan menemukan bahwa pengawalnya menembak secara sengaja di Baghdad tiga hari lalu, sehingga menewaskan 17 warga sipll. "Pemerintah dan perdana menteri dan semua orang mengutuk keras tindakan-tindakan perusahaan keamanan ini," kata ketua rencana keamanan Baghdad, Jenderal Qassim Mossavi, dalam sebuah pernyataan. "Senjata kita adalah hukum bagi perusahaan ini dan kita akan berusaha mempelajari masalah ini dengan tenang," ujarnya. Para saksi mata dalam penembakan Selasa di daerah Karrada, Baghdad, mengatakan bahwa seorang peremuan sopir taksi dengan tidak sengaja terlalu dekat dengan konvoi Blackwater, dan segera ditembaki oleh para pengawal, yang bekerja untuk perusahaan Unity Resources yang berpusat di Dubai. Sopir taksi, Maroni Awanis (49), dan seorang penumpang perempuan cedera di kursi depan tewas kena tembak di kepala. Seorang penumpang wanita lainnya cedera di bahu, sementara seorang anak cedera akibat kena serpihan kaca. Deplu AS sebelumnya mengatakan, penembakan itu tidak ada urusannya dengan pemerintah AS. Akan tetapi, seorang juru bicara Kedubes AS di Baghdad mengemukakan kepada AFP, Rabu bahwa Unity itu disewa oleh satu organisasi nirlaba berdasarkan kontrak dengan badan pemerintah AS, USAID. "USAID tidak langsung mengatur keamanan tentang kontraktor. Kontraktor pertanggungjawab atas keamanan dan kesejahteraan para karyawan mereka," kata juru bicara Mirembe Nantongo kepada AFP. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007