Kita perlu melakukan penyegaran kembali ingatan tentang perjuangan para pahlawan, agar kita memiliki semangat yang besar untuk mempertahankan NKRI, dan mewariskannya kepada anak cucu kita
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI DR. H.M Hidayat Nur Wahid MA, mengajak masyarakat pada umumnya dan umat Islam pada khususnya tak bosan-bosan mengikuti sosialisasi Empat Pilar MPR.

"Kita perlu melakukan penyegaran kembali ingatan tentang perjuangan para pahlawan, agar kita memiliki semangat yang besar untuk mempertahankan NKRI, dan mewariskannya kepada anak cucu kita," kata Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Pernyataan itu disampaikan Hidayat Nur Wahid saat memberikan Sosialisasi Empat Pilar, di kalangan masyarakat Pasar Minggu dan sekitarnya

Lebih lanjut Hidayat mengatakan sosialisasi Empat Pilar sesungguhnya, sebagian materinya itu berisi sejarah perjuangan bangsa, khususnya pengorbanan umat Islam dalam merebut dan mempertahankan NKRI.

Dengan mengikuti kegiatan sosialisasi, kata Hidayat berarti mengenang dan mengingat kembali jasa umat Islan, dan para ulama yang ikut berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Para ulama dan tokoh-tokoh Umat Islam, seperti KH. Hasyim Asy'ari, KH. Agus Salim, hingga Mohammad Natsir, menurut Hidayat merupakan representasi Umat Islam Indonesia. Mereka itu ikut berjuang, demi tetap tegaknya NKRI. Karena itu, jasa dan perjuangannya harus senantiasa diingat oleh seluruh bangsa Indonesia.

Acara tersebut berlangsung di aula Masjid Nurul Badar, Jl. Pasar Minggu Raya, Jakarta Selatan, Jumat (1/3). Sosialisasi Empat Pilar MPR, tersebut terlaksana berkat kerja sama MPR dengan Yayasan Ibnu Hisyam, Jakarta. Turut hadir pada acara tersebut pengurus yayasan Ibnu Hisyam Ahmad Rachmawan.

Pada kesempatan itu, Hidayat mengajak masyarakat berpartisipasi aktif dalam Pemilu 17 April. Terutama ikut mengawasi kemungkinan adanya orang-orang yang tidak berhak ikut memilih. Ini penting agar pemilu nanti berjalan dengan jujur dan adil. Apalagi, saat ini tengah ramai, adanya warga asing yang juga memiliki e-KTP.

"Kalau ada orang punya e-KTP, tetapi tidak bisa ngomong bahasa daerah dan Bahasa Indonesia, sebaiknya laporkan kepada petugas. Jangan sampai mereka yang tidak berhak memilih, malah memberikan suaranya di TPS", kata Hidayat menambahkan.

Baca juga: HNW: Pecahnya Uni Soviet jadi pelajaran buat Indonesia
Baca juga: Anggota DPR usulkan Pemerintah hidupkan lagi Pendidikan Pancasila di sekolah


 

Pewarta: Jaka Sugiyanta
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019