Makassar (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta seluruh komponen masyarakat agar meningkatkan rasa percaya diri untuk membangun demi kemajuan bangsa dan negara. "Selama 30 tahun kelemahan bangsa ini adalah tak punya rasa percaya diri, hanya percaya kepada orang lain (negara lain,red). Kita harus punya rasa percaya diri, kemampuan untuk katakan kita mampu dan kita bisa," kata Wapres saat acara silaturahmi dengan para anggota muspida dan tokoh masyarakat Sulsel serta Sulbar di Makassar, Senin. Menurut Wapres, selama ini bangsa Indonesia selalu menggantungkan segalanya kepada negara lain. Wapres mencontohkan selama 30 tahun tidak ada pembangunan bandara baru. Sebelumnya setiap pembangunan bandara, pelabuhan maupun jalan selalu meminta bantuan negara lain. "Saya katakan tidak, sekarang kita bangun dengan otak, dengan kekuatan dan uang sendiri. Contohnya Bandara Hasanuddin Makasar. Kita bangun dengan otak sendiri, kekuatan sendiri dan uang sendiri," kata Wapres, yang memang berasal dari Sulawesi Selatan. Menurut Wapres, Bandara Hasanuddin Makassar merupakan satu-satunya bandara yang dibangun dengan otak, kemampuan dan uang sendiri. "Bandara Makassar nanti yang tercantik dan termurah," kata Wapres yang disambut tepuk tangan. Wapres menjelaskan pembangunan Bandara Makasar 30 tahun lalu dikerjakan oleh Perancis dan menelan biaya sekitar 400 juta dolar AS atau sekitar Rp4 triliun. Sementara untuk pembangunan Bandara Hasanuddin saat ini sepenuhnya dikerjakan oleh kekuatan dalam negeri dan hanya menghabiskan dana Rp1,5 triliun. "Dulu begitu mahalnya, kita hanya dibodohi oleh asing. Sebenarnya kita semua bisa," kata Wapres. Silaturahmi Dalam kesempatan itu, Wapres meminta seluruh masyarakat untuk meningkatkan rasa persaudaraan. Wapres mengatakan silaturahmi yang dilakukannya kepada para mantan presiden dan wapres adalah dalam rangka meningkatkan persaudaraan. "Kita tingkatkan persaudaraan dan tak ada waktu yang paling tepat untuk silaturahmi selain moment Idul Fitri ini," kata Wapres. Dalam rangka Lebaran, Jusuf Kalla telah bersilaturahmi dengan mantan Presiden Soeharto, BJ Habibe, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, mantan Wapres Try Sutrisno, serta mantan Ketua DPR Akbar Tandjung yang juga merupakan mantan Ketua Umum DPP Golkar. Wapres menceritakan rangkaian silaturahmi yang dilakukannya terhadap mantan presiden dan wapres semua dilakukan dengan tulus dalam rangka menjalin silaturahmi untuk persatuan dan kesatuan. Dalam pandangan Wapres, setiap pemimpin selalu memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun yang harus tetap dikenang adalah kelebihan-kelebihan mereka. "Semua pemimpin punya peran dan sumbangan. Memang setiap pemimpin selalu ada kekurangan dan kelebihan. Karena itu, kita harus hargai kelebihan-kelebihannya," kata Wapres. Wapres menilai setiap kepemimpinan seseorang terlepas dari perbedaan warna politiknya, merupakan suatu kesinambungan yang tiada putusnya bagi bangsa. "Kalau bukan kita yang menghargai mantan pemimpin kita, siapa lagi? Apa perlu menunggu negara lain menghargainya," kata Wapres. Dengan sedikit bercanda, Wapres juga mengaku bahwa silaturahmi yang dilakukannya dengan para mantan pemimpin bangsa juga ditujukan untuk dirinya sendiri. "Nanti saya juga akan menjadi mantan Wapres. Kalau saya tak hormati mantan wapres, maka nanti saya juga tak dihormati," katanya sambil tertawa. Karena itu, Wapres menginstruksikan kepada para kepala daerah untuk segera menjalin tali silaturahmi dengan para pendahulunya. "Cukup daerah-daerah yang terbelah-belah. Tapi jangan pemimpinnya yang terpecah-pecah," kata Wapres. Menurut Wapres, menjadi pemimpin adalah sebuah amanah karena jabatan bukan merupakan warisan. "Janganlah kalau kalah dalam pilkada lalu berkelahi. Kalau kalah dalam pilkada kemudian terus ingin mekarkan wilayah," kata Wapres. Acara silaturahmi tersebut dihadiri oleh para anggota muspida propinsi Sulsel dan Sulbar serta jajaran DPRD, para rektor perguruan tinggi dan tokoh masyarakat. (*)

Copyright © ANTARA 2007