Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komisi I DPR RI yang membidangi masalah-masalah luar negeri, penerangan dan pertahanan keamanan (Hankam), Theo L Sambuaga, Jumat menyatakan prihatin dan mengutuk keras serangan teroris terhadap iring-iringan kendaraan mantan PM Benazir Bhutto saat tiba di Karachi dari pengasingannya, yang menewaskan sedikitnya 125 orang dan melukai ratusan lainnya. "Kami mengutuk keras serangan tersebut, itu adalah tindakan brutal yang tak bisa ditoleransi apapun alasannya," kata Theo Sambuaga kepada ANTARA News di Jakarta. Sementara itu, berita-berita yang tersiar dari Pakistan menyatakan, jumlah korban tewas diduga akan terus bertambah mengingat banyaknya korban luka gawat pada serangan bom bunuhdiri tersebut. Bom meledak berurutan saat mobil yang membawa Benazir Bhutto yang pulang dari pengasingannya selama delapan tahun berparade di jalan-jalan Karachi, kota pelabuhan di Pakistan selatan. Lebih dari setengah juta massa pendukung Bhutto sedang menyambut kedatangan pemimpin Partai Rakyat Pakistan (PPP) itu, yang tiba di negaranya setelah mendapat jaminan keamanan dari Presiden Pervez Musharraf. Namun saat di Dubai, Benazir Bhutto menyatakan dalam konferensi pers bahwa dia diancam akan dibunuh oleh anasir-anasir garis keras saat tiba di negaranya. Theo Sambuaga menyerukan, pemerintah Pakistan hendaknya segera mengusut dan mengejar pelaku aksi brutal itu. "Masyarakat internasional dan PBB hendaknya membantu pemerintah Pakistan dalam mengejar pelaku-pelaku teroris tersebut," tegasnya. Ia menyayangkan kejadian itu, mengingat kedatangan Benazir Bhutto dipandangnya sebagai membawa angin segar bagi pemulihan kehidupan demokrasi, stabilitas dan pembangunan di Pakistan. "Serangan teroris yang membunuh ratusan jiwa tersebut jelas sangat menciderai upaya-upaya pemerintah dan rakyat Pakistan untuk menegakkan demokrasi di negaranya," demikian Theo Sambuaga.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007