Batam (ANTARA News) - Teknologi di anjungan tunai mandiri (ATM) Bank Mandiri di Batam, mudah dibobol, kata Goh Kok Ann (40), warganegara Malaysia pelaku pencurian uang nasabah ATM Bank Mandiri di kota itu. ATM bank tersebut misalnya, sangat mudah dipasangi "post terminal", kata Goh, kemarin, yang sehari sebelumnya di Bandara Hang Nadim bersama Chia Ah Hee (39, WN Malaysia) ditangkap aparat Poltabes Batam Rempang, Galang (Barelang). "Post terminal` adalah alat penyimpan data kartu ATM korban. Pelaku menyimpannya di lubang memasukkan kartu ATM. Poltabes Barelang masih memburu Lim (WN Malaysia) yang sekomplotan dengan Goh dan Chia dalam pembobolan uang nasabah di beberapa ATM Bank Mandiri di Batam, Juli-Oktober 2007. Berdasarkan catatan Bank Mandiri, dalam kurun itu terdapat 125 pembobolan uang nasabah senilai Rp673 juta. Goh mengaku, memperoleh keahlian mencuri uang dalam mesin ATM dari situs di internet. "Saya hanya butuh satu bulan mempelajari teknologi ini," katanya. Ia menggunakan peralatan di antaranya "head magnetic", "skimming device" dan "post terminal" (custum built) dan di Malaysia dapat dipesan dari Taiwan dan Cina melalui internet. "Kemudian dirakit di sini (Batam)," katanya. Dana untuk membeli perangkat pembobol termasuk laptop, kartu magnetik, receiver antena, berkisar 30 ribu dolar Amerika Serikat. "Uang untuk membeli peralatan dipinjam dari Pak Long," katanya. Dalam aksinya Goh dan kawan-kawan menggunakan kamera yang dipasang tersembunyi di atas "keyboard" mesin ATM untuk merekam nomor PIN nasabah, dengan dibantu antena nirkabel ke handycam. Hasil rekaman itu mereka gunakan untuk membaca nomor PIN, kemudian dengan alat "skimming" menggandakannya ke kartu magnetik. Kartu magnetik palsu yang telah terisi data nasabah dapat mereka gunakan untuk menarik uang korban di ATM. (*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007