Untuk sementara kami mendapat laporan ada empat orang warga yang menjadi korban,
Mataram (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat melaporkan data sementara terdapat empat warga di Kabupaten Lombok Timur mengalami luka-luka akibat gempa beruntun yang mengguncang pada Minggu.

"Untuk sementara kami mendapat laporan ada empat orang warga yang menjadi korban," ungkap Kepala BPBD NTB H Muhammad Rum melalui sambungan telepon di Mataram, Minggu.

Ia menyebutkan, saat ini empat korban tersebut sedang menjalani perawatan. Empat korban tersebut, antara lain Edi Rustaman (30) warga Dusun Dasan Tengah Barat, Desa Sembalun, Beri (16) warga Dusun Kendang Luar, Desa Sembalun. Hamzani (28) warga Kecamatan Jerowaru. Kemudian, Rendi (18) warga Lendang Luar, Desa Sembalun.

"Kesemua korban mengalami luka-luka di kepala dan kaki akibat terbentur reruntuhan bangunan saat terjadinya gempa," terangnya.

Selain menyebabkan korban luka-luka, sejumlah rumah di kabupaten Lombok Timur juga dilaporkan mengalami kerusakan akibat gempa tersebut.

Ketika ditanya, apakah rumah warga tersebut adalah rumah yang dibangun pemerintah untuk korban gempa sebelumnya pada 2018, dia mengatakan rumah yang dibangun pemerintah atau Rumah Tahan Gempa (RTG) masih berdiri kokoh tanpa ada gangguan. "Tidak ada, semuanya berdiri kokoh."

Sebelumnya, Nusa Tenggara Barat diguncang gempa bumi tektonik berkekuatan 5,8 Skala Richter (SR), Minggu (17/3) pukul 14.07 WIB atau 15.07 Wita, namun tidak berpotensi tsunami.

Berdasarkan analisa Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), menunjukkan pusat gempa bumi terletak pada koordinat 8,30 lintang selatan dan 116,60 bujur timur dengan kedalaman 10 kilometer (km).

Pusat gempa berada di laut pada jarak 24 km timur laut Kabupaten Lombok Timur, 36 km timur laut Kabupaten Lombok Utara, 37 km barat laut Pulau Panjang, Kabupaten Sumbawa, dan 63 km timur laut Kota Mataram.*


Baca juga: 40 wisatawan mancanegara di air terjun Tiu Kelep saat gempa

Baca juga: Gempa kembali kejutkan warga Ampenan



 

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019