Selain minum obat secara teratur dan kontrol rutin selama menjalani pengobatan, perlu juga edukasi mengenai penyakit TBC, etika bila batuk, tidak membuang dahak di sembarang tempat, menggunakan masker, jaga kebersihan, makan makanan yang sehat dan be
Purwokerto (ANTARA) - Praktisi kedokteran spesialis penyakit dalam RS Santa Elisabeth Purwokerto, Jawa Tengah, dr Andreas, Sp.PD mengatakan penderita tuberculosis atau TBC bisa sembuh asalkan menjalani pengobatan secara rutin dan teratur hingga tuntas.

"Harus menjalani pengobatan rutin minimal selama enam bulan," katanya di Purwokerto, Senin.

Dia mengatakan, gejala utama TBC adalah batuk lama lebih dari dua pekan, bisa juga disertai penurunan berat badan dan keringat dingin malam hari, demam dalam durasi yang lama hingga penurunan nafsu makan.

"Kendati demikian belum tentu batuk lama yang lebih dari dua pekan merupakan penyakit TBC karena itu harus memeriksakan diri ke dokter," katanya.

Dia mengatakan penyebab penyakit TBC adalah kuman mycobacterium tuberculosis.

Dia menambahkan penderita TBC harus memerhatikan sejumlah hal, salah satunya adalah etika bila batuk dan tidak membuang dahak di sembarang tempat.

"Selain minum obat secara teratur dan kontrol rutin selama menjalani pengobatan, perlu juga edukasi mengenai penyakit TBC, etika bila batuk, tidak membuang dahak di sembarang tempat, menggunakan masker, jaga kebersihan, makan makanan yang sehat dan bergizi, hindari rokok serta olahraga teratur," katanya.

Penggunaan masker, kata dia, sangat penting terutama selama dua bulan pertama pengobatan.

Dia juga mengatakan penyakit TBC yang tidak tertangani dengan baik bisa menimbulkan efek jangka panjang berupa kerusakan paru-paru hingga kematian.

Karena itu, tambah dia, penting bagi masyarakat yang memiliki gejala-gejala penyakit TBC untuk segera memeriksakan dirinya ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Sementara itu, dia juga mengingatkan pentingnya vaksinasi wajib BCG bagi anak-anak, untuk mencegah penyakit TBC.

Baca juga: Merokok sebabkan 40 juta kematian karena TBC pada 2050

Baca juga: Wapres serukan dunia bersatu berantas tuberkulosis

Baca juga: Kemenkes-Kemendikbud sosialisasi edukasi TBC lewat film


Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019