Jakarta (ANTARA) - PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) mengumumkan komitmennya untuk memberikan layanan bagi pengguna Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta dengan segera memasang jaringannya di rute fase I Lebak Bulus-Bundaran HI, menyusul peresmian pengoperasiannya oleh Presiden Joko Widodo, Minggu (24/3).

"Kami tertarik untuk memasang jaringan di rute MRT yang baru diresmikan ini. Smartfren maunya selalu ada dimana pelanggan ada. Kalau kami absen (di jaringan MRT) berarti ada layanan yang terputus," ujar Deputy CEO of Commercial Smartfren Djoko Tata Ibrahim menjawab pers, usai merilis kartu perdana BosKu di Jakarta, Selasa.

Menurut Djoko, pihaknya saat ini tengah dalam pembicaraan dan negosiasi final dengan PT Tower Bersama Tbk (TBIG) sebagai penyedia jaringan telekomunikasi untuk MRT Jakarta.

"Sekarang lagi mencocokkan harga. Semoga segera ada titik temu dan lancar semua,"ungkapnya seperti dikutip dalam keterangan resmi.

Presiden Direktur Smartfren, Merza Fachys, berharap negosiasi dengan Tower Bersama akan segera selesai sehingga proses bisnis dapat segera berjalan. "Harapan kami aspek teknis dan komersial dapat selesai bersamaan. Kami ingin ini (negosiasi) segera final," ujarnya.

Direktur Tower Bersama, Helmy Yusman Santoso, mengakui proses negosiasi dengan Smartfren berjalan dengan baik. Apalagi dalam menetapkan biaya sewa infrastruktur di MRT ini, PT Tower Bersama juga harus mengikuti aturan main yang telah disepakati dengan PT MRT Jakarta.

Baca juga: Tarif MRT Jakarta Rp8.500 per 10 kilometer
Baca juga: Bank DKI dukung sistem pembayaran MRT Jakarta


"Tarif sewa yang kami tetapkan telah memperhitungkan kesepakatan dan aturan main dari PT MRT Jakarta. Tower Bersama tidak dalam posisi menentukan tarif secara sepihak. Ada target kontribusi kepada PT MRT Jakarta sebagai pengelola MRT," kata Helmy.

Helmy menuturkan, pihaknya akan memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh operator untuk mencoba infrastruktur milik Tower Bersama di jalur MRT Lebak Bulus-Bundaran HI.

Pihaknya juga optimis dengan potensi pengguna MRT yang sangat besar, jalur ini akan memberikan dampak bisnis yang positif bagi pelaku usaha, khususnya jasa telekomunikasi.

"Semua operator silahkan memasang peralatannya untuk uji coba (trial) secara gratis. Kami siapkan infrastruktur terbaik agar layanan ke konsumen juga memuaskan," tutur Helmy.

Dengan harga tiket sebesar Rp 8.500 per penumpang, moda transportasi terbaru di Jakarta ini diperkirakan akan mampu mengangkut hingga 173.000 penumpang per harinya. Di negara lain seperti di Singapura, setiap penumpang MRT dapat terus berkomunikasi karena moda transportasi massal ini didukung oleh jaringan dan layanan seluruh operator telekomunikasi.

Baca juga: Anies: penentuan tarif MRT pertimbangkan kepentingan jangka panjang
Baca juga: MRT Jakarta kian budayakan jalan kaki di Jakarta


 

Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019