Saya pikir mereka (Saudi) suka melihat harga minyak di situ, dan itu tidak lebih rendah
Lausanne, Swiss (ANTARA) - Empat pedagang terkemuka dunia memperkirakan harga minyak Brent pada 2019 sebagian besar akan bertahan di 60-an dolar AS per barel dengan sedikit kenaikan pada paruh kedua tahun ini, karena pasar yang ketat, kata mereka di sela-sela FT Commodities Global Summit.

Kepala perusahaan perdagangan minyak Glencore, Alex Beard, memperkirakan Brent tetap di pertengahan 60-an dolar AS, sementara CEO Gunvor, Torbjorn Tornqvist memperkirakan mulai terendah 60 dolar AS hingga 70 dolar AS per barel.

"Saya pikir mereka (Saudi) suka melihat harga minyak di situ, dan itu tidak lebih rendah," kata Tornqvist.

“Setelah itu, fundamental-fundamental akan sedikit mengetat dalam beberapa bulan mendatang karena kapasitas penyulingan kembali online dan kapasitas baru datang pada tahun ini, sehingga lebih banyak minyak mentah harus diletakkan di pasar nanti. Minyak serpih AS melonjak tetapi sampai batas tertentu mengalami kemacetan."

Vitol memperkirakan kisaran yang lebih luas, dengan kepala eksekutifnya Russell Hardy mengatakan dia memperkirakan harga minyak berada di kisaran 60- 80 dolar AS per barel untuk 2019.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan memberikan batasan harga, kata Hardy, karena kelompok itu tidak ingin melihat harga naik di atas 80 dolar AS per barel karena takut menghancurkan permintaan. OPEC dijadwalkan bertemu pada Juni untuk membahas apakah mereka akan memperpanjang pengurangan produksi.

Tahun lalu, harga minyak turun tajam setelah mencapai tertinggi empat tahun di hampir 87 dolar AS per barel ketika Amerika Serikat memberikan keringanan kepada beberapa importir minyak mentah Iran.

Keringanan ini akan berakhir pada April, tetapi para pedagang tidak melihat Iran memiliki dampak signifikan pada harga dengan harapan bahwa beberapa pengabaian akan diperbarui.

"Dugaan pribadi saya adalah bahwa mereka (Washington) akan memperbaharui beberapa dari mereka dan saya menduga bahwa beberapa yang memiliki keringanan tidak akan meminta," kata Beard dari perusahaan perdagangan minyak Glencore selama panel di konferensi.

Hardy dari Vitol mengatakan pada konferensi itu bahwa ia memperkirakan ketersediaan minyak mentah Iran akan sedikit berkurang pada Mei.

Pada Senin (25/3) Trafigura mengatakan tingkat saat ini sekitar 66-67 dolar AS per barel tampaknya masuk akal dengan kemungkinan kenaikan di akhir tahun ini, tetapi bahwa prospek ekonomi makro yang lebih lemah akan memberikan batasan untuk kenaikan. Demikian laporan yang dikutip dari Reuters.

Baca juga: Harga minyak naik sekitar dua persen akibat pengetatan pasokan

Baca juga: Wall Street ditutup menguat, saham McDonald's ikut naik

Baca juga: Dolar menguat di tengah penurunan euro dan yen Jepang



Baca juga: Harga emas turun seiring penguatan dolar dan kenaikan saham
 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019