Jakarta (ANTARA News) - Pengamat perminyakan, Kurtubi, meyakini bahwa harga minyak dunia dalam waktu dekat akan menembus angka 100 dolar AS per barel. "Angka minyak yang saat ini sudah mencapai 93 dolar AS per barel dan pasti mempengaruhi subsidi BBM (bahan bakar minyak.red). Bahkan dalam waktu dekat, prediksi saya bisa mencapai 100 dolar AS per barel," kata Kurtubi kepada ANTARA News, di Jakarta, Senin. Dia mengatakan angka 100 dolar AS per barel itu akan terjadi dalam waktu dekat, tetapi tidak akan bertahan lama. Menurut dia, harga minyak dunia saat ini sangat berfluktuatif, sehingga angka 100 dolar AS dapat dicapai dalam waktu singkat tetapi dapat pula turun dalam waktu singkat. Pada kesempatan yang sama Kurtubi mengatakan kenaikan harga minyak di atas 80 dolar AS per barel saat ini sangat berpengaruh pada APBN. Apalagi dia memprediksi bahwa subsidi untuk BBM yang saat ini mencapai Rp75 triliun dapat meningkat hingga Rp120 triliun. Dia mengatakan penyumbang naiknya anggaran karena penggunaan BBM bersubsidi untuk PLN akan meningkat karena pembangkit batubara belum optimal dan harus menggunakan solar dalam jumlah besar. Rencana penawaran 26 lokasi baru minyak bumi yang akan dilakukan pemerintah dalam waktu dekat, menurut dia, tidak akan membantu banyak karena produksi minyak tidak akan langsung meningkat begitu saja. "Kebutuhan peningkatan jumlah produksi minyak itu sekarang. Bukan enam atau delapan tahun ke depan," ujar dia. Pembukaan lahan minyak baru untuk dieksplorasi seharusnya dilakukan jauh hari, bukan saat kebutuhan sudah meningkat berlipat seperti sekarang ini, ujar dia.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007