Saat ini hanya ada satu provider kalium iodat (yodium) di Indonesia, yaitu PT Kimia Farma
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman mendorong fortifikasi yodium garam konsumsi yang beredar di Indonesia sebagai upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Agung Kuswandono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, mengatakan fortifikasi yodium pada bahan pangan juga didorong oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) agar dapat mencegah masalah stunting (kondisi gagal tumbuh kembang pada balita) di Indonesia.

"Tujuan utamanya sebetulnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tapi kalau kita angkat ini kan salah, tidak jelas kesejahteraan seperti apa, ini kita arahkan kepada masalah yang sangat krusial yaitu fortifikasi garam itu pemberian zat yodium agar terhindar masalah stunting," katanya dalam FGD Fortifikasi Garam Pangan: Harmonisasi Tujuan Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat dan debottlenecking Upaya Peningkatan Nilai Tambah Produk Pergaraman di Surabaya, Kamis.

Agung menyebut fenomena stunting di Indonesia sudah pada tingkat yang mengkhawatirkan. Pada tahun 2013, sebanyak 37 persen anak Indonesia di bawah usia 5 tahun atau lebih kurang 9 juta anak mengalami stunting.

Pemerintah Indonesia telah melakukan akselerasi demi mencegah stunting, bahkan pencegahan stunting telah menjadi komitmen nasional. Hingga pada tahun 2018, telah terjadi penurunan stunting yakni 30,8 persen.

Agung menegaskan signifikansi fortifikasi yodium pada garam konsumsi serta masalah-masalah yang menjadi kendala fortifikasi yodium khususnya pada produsen garam pangan skala kecil.

"Saat ini hanya ada satu provider kalium iodat (yodium) di Indonesia, yaitu PT Kimia Farma. Sekarang bagaimana cara memastikan distribusi kalium iodat untuk produsen garam seluruh Indonesia? Siapa yang menangani monitoring dan evaluasi fortifikasi yodium, khususnya untuk garam rakyat produksi UMKM, bagaimana pengawasan standarisasi kadar yodiumnya?" katanya

Agung juga menekankan poin-poin penting dalam FGD ini yakni fortifikasi yodium untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia, mencegah dan mengeliminasi stunting, mencari solusi demi mengatasi kendala dalam fortifikasi yodium dan meningkatkan nilai tambah produk pergaraman. Solusi-solusi terbaik itu yang dapat dimplementasikan dalam tata kelola garam.

"Ada dua hal penting, yakni meningkatkan kualitas SDM melalui eliminasi stunting, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tuturnya.

Baca juga: Kekurangan yodium saat hamil berisiko ganggu otak anak

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019