Jakarta (Jakarta News) - Laba bersih PT Sampoerna Agro Tbk. (SGRO) pada sembilan bulan pertama 2007 tercatat sebesar Rp80 miliar atau 23 persen lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu karena pembayaran uang pesangon dan pembayaran bunga pinjaman, demikian siaran pers yang diterima ANTARA News, Rabu. Pembayaran uang pesangon dilakukan sebesar Rp38 miliar pada saat akuisisi dilakukan oleh Sampoerna Agro pada Januari 2007, sementara pembayaran bunga pinjaman sebesar Rp61 miliar dilakukan atas pinjaman 100 juta dolar AS dari Credit Suisse, yang telah seluruhnya dilunasi Juli lalu. Meskipun demikian, mereka mencatat kenaikan laba kotor 18,9 persen dari periode yang sama tahun lalu menjadi Rp276 miliar, yang didorong oleh kenaikan harga minyak sawit (CPO) dan inti sawit (PK) SGRO juga membukukan kenaikan penjualan 2,6 persen menjadi Rp856 miliar dari periode Januari-September 2006 sehingga laba operasional (naik 21 persen dari Rp177 miliar menjadi Rp214 miliar. Sampai dengan triwulan III, produksi tandan buah segar kami masih rendah akibat dari musim kemarau yang panjang di semester kedua 2006 lalu. Namun kami sudah dapat melihat adanya kenaikan produksi yang tinggi saat ini. Selama 25 hari di bulan Oktober saja, produksi tandan buah segar mencapai 133 ribu ton atau mendekati jumlah produksi di kurtal pertama tahun ini. "Dengan tinggi harga minyak kelapa sawit di dunia saat ini, kami optimis akan adanya peningkatan kinerja perushaaan pada triwulan IV tahun ini," kata Dirut Sampoerna Agro, Goh Cheng Beng dalam statemennya tersebut. Diperkirakan, produksi tandan buah segar SGRO akan mencapai 348 ribu ton pada kuartal IV ini karena curah hujan yang cukup pada tahun ini dan meningkatkan hasil tanaman karena mulai masuknya sebagian tanaman ke dalam umur puncak produksi. Secara produksi, CPO menjadi penyumbang terbesar penjualan perusahaan, sekitar 84,8 persen akibat kenaikan harga rata-rata CPO dari Rp3.399 per kg menjadi Rp5.609 per kg, meskipun sebenarnya produksi kelapa sawit menurun dari 211.930 ton pada 2006 menjadi 129.492 ton Inti sawit menjadi penyumbang terbesar kedua, 10,4 persen pada penjualan akibat kenaikan harga rata-rata inti sawit dari Rp1.845 per kg menjadi Rp3.021 per kg. Harga saham SGRO di BEJ hingga pukul 15.30 WIB pada Rp2.800 per lembar saham atau menguat 50 poin dari penutupan perdagangan hari sebelumnya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007