Jerusalem (ANTARA News)- Israel dan Palestina dapat menyusun perjanjian damai sebelum Presiden AS George W. Bush meninggalkan Gedung Putih Januari 2009, PM Israel mengatakan. "Jika kita bertindak secara meyakinkan, kita dan Palestina, ada kesempatan bagi kita untuk mencapai prestasi nyata, mungkin bahkan sebelum berakhirnya masa jabatan Presiden Bush," ia mengatakan Minggu dalam pidato pada kelompok pemikir Forum Saban di Jerusalem. "Tidak ada maksud untuk mengulur-ulur pembicaraan tanpa akhir. Tidak ada alasan untuk kembali menyerang kelambatan yang memberi ciri pada pembicaraan kita pada masa lalu," katanya, seperti dikutip AFP. Israel dan Palestina telah terlibat dalam pembicaraan intensif dalam upaya untuk merancang pernyataan bersama yang menguraikan solusi bagi konflik yang telah berusia beberapa dasawarsa itu sebelum pertemuan di Annapolis, Maryland yang diperkirakan akhir tahun ini. Kedua belah pihak merencanakan untuk melancarkan pembicaraan bilateral intensif mengenai perjanjian permanen menyusul pertemuan internasional, yang ditujukan untuk menghidupkan kembali proses perdamaian yang telah terbengkalai selama tujuh tahun itu. Palestina telah acapkali minta agar pernyataan bersama itu mencakup jadwal waktu yang jelas bagi pembicaraan tersebut, tapi Israel bersikeras mengenai dokumen yang lebih longgar berdasarkan pada cetak biru perdamaian 2003 yang dikenal sebagai peta jalan. "Kita setuju bahwa jika dan kapan kita akan mencapai pengertian dengan pemerintah otonomi Palestina, pengertian itu akan dilaksanakan sesuai dengan peta jalan tersebut, dalam semua tahap dan bagannya. Ini, seperti komitmen Palestina, belum diterapkan." Rencana perdamaian yang dirancang secara internasional hampir tidak mencapai kemajuan sejak rencana itu disahkan lebih dari empat tahun lalu, dan telah kehilangan batas waktu pertamanya untuk menciptakan negara Palestina yang hidup secara damai berdampingan dengan Israel yang aman. Namun Olmert bersikeras bahwa cetak biru itu masih berharga untuk dikejar. "Saya tidak ingin membolehkan Palestina untuk mendahlui komitmen mereka, dan tidak memiliki keinginan, sekeras-kerasnya, untuk menghindari tugas Israel," katanya. Olmert berbicara setelah pertemuan dengan Menlu AS Condoleezza Rice, yang berada di kawasan itu dalam lawatan ke delapannya tahun ini dan juga diperkirakan akan berpidato pada Forum Saban, sebelum pertemuan dengan para pemimpin Palestina Senin. Seorang sekutu penting perdana menteri Israel di kabinet telah berbicara mengenai kesiapan pemerintah untuk mencapai perjanjian perdamaian akhir dengan Palestina ketika Bush masih menjabat. "Kita mengharapkan untuk menyetujui penyelesaian akhir sebelum berakhirnya masa jabatan Presiden Bush, atau antara sekarang dan akhir 2008," kata Wakil PM Haim Ramon pada televisi publik Jumat. Namun demikian, Ramon menekankan Israel akan terus menolak permintaan Palestina akan jadwal waktu tegas bagi pembicaraan mengenai masalah yang sangat menentukan dari konflik Timur Tengah , yakni perbatasan negara Palestina yang dijanjikan dan nasib Jerusalem Timur yang dicaplok-Yahudi serta pengungsi Palestina. (*)

Copyright © ANTARA 2007