Jember (ANTARA News) - Kabupaten Jember di Provinsi Jawa Timur akan memiliki seismometer yang berfungsi sebagai alat pencatat getaran gempa (seismograf), sekaligus sebagai perangkat peringatan dini bahaya tsunami. "Alat seismometer ini adalah bagian dari Indonesian Tsunami Early Warning System atau Ina-TEWS," kata Taufik Gunawan, Kepala Sub Bidang Mitigasi Gempa Bumi Nasional, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) pada Sosialisasi Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Indonesian Tsunami Early Warning System) di aula lantai III gedung rektorat Universitas Jember, di Jember, Senin. Sosialisasi itu merupakan kerjasama Universitas Jember dengan BMG yang dibuka oleh Pembantu Rektor I, Prof Agus Subekti PhD dan dihadiri delapan puluh peserta dari unsur dosen, mahasiswa, pecinta alam serta instansi terkait di Jember. Menurut Taufik Gunawan, Jember memiliki pantai yang masuk dalam wilayah pantai selatan yang langsung berhadapan dengan Samudera Indonesia, sehingga rawan akan bahaya tsunami. Buktinya, beberapa tahun lalu tsunami pernah melanda Jember juga Banyuwangi. Diharapkan pemasangan seismometer itu akan dapat direalisasikan pada tahun 2008, dengan lokasi penempatan menunggu hasil survai lebih lanjut. Pemerintah mengembangkan Ina-TEWS sebagai upaya mendeteksi dan memberikan peringatan dini akan bahaya tsunami, menyusul terjadi tsunami di NAD/Aceh beberapa waktu lalu. Rencananya pemerintah melalui BMG akan memasang 160 seismometer di seluruh Indonesia, terutama di wilayah yang dinilai rawan tsunami. Hingga saat ini baru terpasang 78 seismometer dari target 160 buah, dengan selebihnya akan digenapi sampai akhir tahun 2008. Keberadaan 160 alat seismometer tadi akan dilengkapi penempatan 80 alat pencatat gelombang laut, 22 Dart Buoys (pelampung laut) di laut serta pembangunan 10 pusat pemantau tsunami di daerah dan satu pusat tsunami nasional.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007