Jakarta (ANTARA News) - Sebuah pohon palem yang letaknya sekitar 25 meter dari rumah Ketua Umum Partai Amanat Nasional Soetrisno Bachir kini kembali berdiri tegak setelah sempat dicabut dari tempatnya semula untuk dipindahkan demi memperlancar pembangunan jalur busway koridor VIII Lebak Bulus - Harmoni. Palem tersebut sekitar pukul 01.00 Kamis dini hari sudah dicabut dari akarnya untuk ditanam kembali di sebuah tempat yang sudah disediakan sekitar 10 meter dari tempatnya semula. Namun pemindahan pohon palem tersebut gagal dilaksanakan karena keburu ketahuan warga Pondok Indah yang sedang melakukan aksi unjuk rasa dan berjaga-jaga di sekitar kawasan pembangunan jalur busway. Warga kemudian meminta palem tersebut ditanamkan kembali ke tempatnya semula. Penanaman kembali palem tersebut bisa diselesaikan sekitar satu jam kemudian oleh 10 pekerja dari Dinas Pertamanan Kota DKI Jakarta. Aksi warga yang berjaga-jaga di sekitar proyek pembangunan jalur busway tersebut merupakan bentuk penolakan terhadap proyek yang justru semakin memperparah kawasan tersebut. Sebelumnya warga juga telah melakukan aksi dengan memarkir kendaraannya di sekitar lapangan golf Pondok Indah. Pemarkiran kendaraan itu belum diketahui hingga kapan akan berlangsung. Sementara itu dalam aksi menjaga kawasan tersebut, warga Pondok Indah juga mendapat "tamu istimewa" dengan datangnya Camat Kebayoran Lama M Tahrir. Camat yang nampak datang seorang diri ini langsung disambut warga dengan berbagai cara. Ada warga yang mengeluhkan pembangunan jalur busway itu dengan cara dan kata-kata "menusuk hati" namun ada juga yang berusaha bersikap "bijak". "Terus terang saja berapa bapak dapet duit dari proyek itu," celutuk seorang warga. Warga lainnya yang berusaha "bijak" menyatakan bisa memahami posisi camat yang hanya melaksanakan instruksi dari atasan. Ketua RW 017 Pondok Indah, Louis M. Pakaila sempat memohon kepada Camat agar mengerti alasan mereka melakukan aksi penghentian pembangunan itu. Camat M. Tahrir sendiri menyatakan pengerjaan proyek tersebut sudah terhenti pada Kamis dini hari itu. Meski demikian, M. Tahrir mengaku tidak bisa berbuat banyak untuk memenuhi tuntutan warga karena semua ini sudah merupakan putusan dari pimpinannya. Dalam kesempatan itu, warga juga sempat menghentikan sebuah truk yang memuat tiga pohon palem yang diduga akan ditanam di seputar kawasan yang terkena proyek jalur busway. Semula seorang penumpang berpakaian militer mengaku bahwa palem tersebut merupakan pesanan dari seorang warga untuk ditanam di daerah Bintaro. Namun kemudian terbukti pohon palem tersebut akan ditanam di sekitar kawasan proyek jalur busway sehingga warga kemudian meminta truk tersebut kembali pulang membawa pohon palem itu. Warga juga terlihat menghentikan truk-truk semen yang melewati kawasan itu karena dicurigai akan melakukan pengecoran jalan. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007