Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di Pasar Spot Antar-Bank di Jakarta pada sesi Kamis sore terpuruk menembus level Rp9.300 per dolar AS, karena pelaku pasar aktif membeli dolar AS, terutama dari perusahaan yang usahanya berorientasi impor. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS merosot tajam mencapai Rp9.305/9.310 per dolar AS sekira pukul 15.15 WIB, sedangkan pada sesi Rabu sore senilai Rp9.175/9.220 per dolar AS atau melemah 130 poin. Pengamat Pasar Uang, Edwin Sinaga, di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa rupiah terpuruk, karena para pelaku pasar baik individu maupun perusahaan membeli dolar AS untuk memenuhi kebutuhan. Mereka membeli dolar dalam upaya membayar utang yang sudah jatuh tempo, ujarnya. Pertamina, misalnya, memerlukan dolar AS yang cukup besar untuk mengimpor minyak mentah dari luar yang dibayar dalam bentuk dolar asing. Permintaan dolar AS yang cukup besar, lanjutnya sulit diantisipasi dengan cepat oleh Bank Indonesia (BI), karena itu rupiah makin terpuruk yang saat ini sudah berada di atas level Rp9.300 per dolar AS. "Kami memperkirakan rupiah akan bisa mendekati level Rp9.400 per dolar AS," ujarnya, Apabila rupiah sudah sampai di level Rp9.400 per dolar AS, menurut dia, maka Bank Indonesia (BI) kemungkinan akan masuk pasar, karena keterpurukan rupiah sudah sangat membahayakan. "Tapi, kita lihat dulu apakah pada akhir pekan ini posisi rupiah di atas level Rp9.300 per dolar AS atau berada di bawah level Rp9.300 per dolar AS," katanya. Ia mengatakan, permintaan dolar AS cukup besar, namun fenomena dari kejadian ini masih belum jelas. Kemungkinan ada perusahaan atau individu yang harus membayar utangnya yang sudah jath tempot, katanya. Sementara itu, mata uang asing negara paman Sam itu di pasar regional juga menguat baik terhadap yen dan euro masing-masing menjadi 111,27 dan 1,4646. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007