Pangkalpinang (ANTARA News) - Dua awak pesawat naas milik perusahaan Bentulu Malaysia, Kapten Pilot M. Razeef bin Musa (23) dan mekanik M. Nur Aiman bin Muchtar (25), diperiksa selama 1,5 jam di Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Bangka Belitung (Babel). Inspektur Pengawas Daerah (Irwasda) Polda Provinsi Kepulauan Babel, Kombes Pol Drs. H Johny R., di Pangkalpinang, Sabtu dini hari, menjelaskan bahwa kedua awak pesawat naas itu diperiksa intensif selama 1,5 jam terkait jungkir balik pesawat jenis Cesna tipe 172 N Nomor Register 9M-BDI di Pantai Pesaren, Belinyu, Bangka, pada Jum'at sore (16/11). Kedua awak pesawat naas itu dibawa menggunakan mobil Toyota Kijang bernomor polisi BN 2073 GA dari Belinyu ke Polda Babel Kota Pangkalpinang sekitar pukul 21.00 WIB, dan langsung diperiksa secara intensif. Berdasarkan keterangan kedua awak pesawat, mereka semula berniat mendarat di Bandara Depati Amir Kota Pangkalpinang untuk keperluan mengisi bahan bakar. Wartawan yang telah menunggu sejak Pukul 21.00 WIB tidak diperkenankan untuk mengambil gambar (foto) atau pun mewawancarai awak pesawat itu. Tempat kejadian berada di pinggir pantai laut Desa Pesaren, Teluk Labat, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka Provinsi Kepulaun Bangka Belitung. Korban dua orang warga negara Malaysia yaitu Moch. Nur Aiman bin Muchtar (25) beralamat Malaysia nomor paspor A18379601 dan nomor identitas 920327115605 sebagai mekanik mesin. Satu orang lagi, M.Razeef bin Musa (23) alamat Malaysia nomor paspor A1837902 nomor identitas 840515105875 sebagai pilot. Hasil dari pemeriksaan awal, pesawat yang jatuh jenis Cesna tipe 172 N nomor register 9M/BDI dan VER nomor seri 17273772 perusahaan ADMA SDNBSD dan C OF NO A Nomor M.0887 buatan Cesna Air Croft Corporation. Pesawat dari Johor Bahru Malaysia berperawakan dua orang warga Malaysia berangkat dari Malaysia pukul 10.00 (waktu Malaysia) sampai di Batam pukul 09.45 WIB (Pukul 10.45 Waktu Malaysia) Kemudian berangkat dari Batam pukul 10.45 WIB ke Pangkalpinang, Bangka, namun di perjalanan sekitar pukul 13.20 WIB mesin pesawat mati di ketinggian 9000 meter/kaki dan meminta bantuan pengawas udara Pangkalpinang. Kapal terbang tersebut sudah melapor ke menara Bandara Depati Amir Pangkalpinang untuk landing, akan tetapi karena ada kerusakan mesin pada pesawat mengakibatkan pesawat harus mendarat darurat di pinggir pantai laut Desa Paseran. Pesawat itu rencananya menempuh rute dari johor - Batam - Pangkalpinang - Pontianak - Kuching - Bintulu dengan ijin memasuki kawasan udara nomor D.F.A 3159 - KONS - 15/XI/2007. NODD S UD/3003/XI/07/OPS - 15/XI/2007 ditandatangani oleh Parbadiani Tobig, Kasubdit Jasa Konsuler berserta Entang Suganda DIR PT. Suba Air Perdana dan ijin keluar masuk nomor 07-09732. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007