Magelang (ANTARA News) - Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Provinsi Jateng dengan Yogyakarta, Selasa, menyemburkan awan panas menyusul terjadinya guguran material dari puncak. Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Yogyakarta, Subandriyo, yang dihubungi ANTARA News melalui telepon di Magelang, Selasa malam, mengatakan, semburan awan panas terjadi sekitar pukul 17.50 WIB. "Sebelumnya ada guguran lava cukup banyak mengarah ke Kali Gendol (Sleman,red) dengan jarak luncur sekitar dua kilometer," katanya. Ia menjelaskan, semburan awan panas yang menyertai guguran lava itu sebagai pertama kali setelah status aktivitas gunung api itu sejak 12 November 2007 dinyatakan "aktif normal" atau level terendah. Pada pertengahan tahun 2006 Gunung Merapi memasuki fase puncak erupsi ditandai intensitas tinggi luncuran lava pijar dan semburan awan panas. Ia menyebut tidak terhitung jumlah guguran lava tersebut. "Kemungkinan karena pengaruh hujan di puncak atau gempa tektonik lokal, karena di atas masih panas, kalau ada guyuran hujan sehingga air hujan berinteraksi dengan lava yang masih panas, jadi karena sisa aktivitas lama tergusur faktor eksternal," katanya. Meskipun status Merapi kini aktif normal, katanya, warga sekitar gunung itu tetap diminta waspada setiap saat. Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi di Babadan, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Yulianto menyatakan membenarkan terjadinya guguran material dari puncak Merapi. "Tidak terlihat secara visual tetapi terpantau di seismik terjadi guguran ke arah tenggara atau Kali Gendol. Tadi puncak Merapi tertutup kabut tebal," katanya. Ia juga menyebut guguran material dari puncak Merapi itu sebagai pertama kali setelah status Merapi dinyatakan "aktif normal".(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007