Jakarta (ANTARA) - Penyedia layanan telekomunikasi Ericsson menyiapkan teknologi "Spectrum Sharing" guna membantu operator mengembangkan jaringan dan menyebarkan 5G secara bertahap.

"Di Ericsson, kami tetap berkomitmen untuk membantu pelanggan kami memastikan bahwa jaringan 4G mereka sudah sesuai, sekaligus memungkinkan mereka untuk bermigrasi ke 5G dengan lancar," kata Presiden Direktur Ericsson Indonesia dan Timor Leste, Jerry Soper, di acara Barcelona Unboxed di Jakarta, Kamis.

Ericsson Spectrum Sharing merupakan fungsi jaringan utama yang akan memungkinkan pengenalan 5G berjalan lancar pada frekuensi 4G di jaringan penyedia layanan, mengamankan penggunaan terbaik aset spektrum dan basis yang telah terpasang.

Setelah memasang perangkat lunak, operator akan mengaktifkan 5G pada infrastruktur Ericsson Radio System (radio dan peralatan RAN Computer) yang tersedia.

Menurut Soper, salah satu syarat penting untuk 5G adalah pondasi 4G yang kuat dan baik. Ericsson memprediksi operator di Indonesia dapat memperoleh tambahan pendapatan 30 persen di 2026 jika memakai 5G.

Berdasarkan data Ericsson, 5G diperkirakan menyumbang 25 persen pada lalu lintas data mobile pada 2024 mendatang. Sementara itu, lalu lintas data mobile secara umum akan naik lima kali lipat pada 2024.

Dengan 5G, operator bisa memangkas biaya yang harus dikeluarkan per gigabita hingga 10 kali lipat.

Ericsson saat ini telah bekerja sama dengan 18 operator di seluruh dunia untuk jaringan 5G antara lain dengan Verizon, Sprint dan AT&T di Amerika Serikat, serta Telstra dan Optus di Australia.

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019