Magelang (ANTARA News) - Minat budaya baca dalam keluarga tidak dapat ditumbuhkan dan dikembangkan secara insidental tetapi harus terus menerus dengan pertimbangan tepat waktu, metoda, dan sasaran, kata Pengajar Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro Semarang, Novel Ali. "Peran orang tua dalam lembaga keluarga merupakan kewajiban yang bersifat terus menerus untuk menumbuhkembangkan minat dan budaya baca dalam keluarga," katanya di Magelang, Sabtu (24/11), saat Sosialisasi Minat dan Budaya Baca Masyarakat Kabupaten Magelang, Jateng. Upaya membangun minat dan budaya baca, katanya, bukan hanya tergantung peran orang tua tetapi juga kerjasama dengan lembaga perpustakaan di lingkungannya baik perpustakaan sekolah, pemerintah maupun lembaga lain. Ia mengemukakan, orang tua memiliki peran strategis dalam menumbuhkembangkan minat dan budaya baca anggota keluarga. Orang tua mempunyai hak dan kewajiban menjamin terselenggaranya pemanfaatan perpustakaan bagi kepentingan publik. "Dimulai dari kegemaran putra dan putri, serta anggota keluarga lain dalam memanfaatkan jasa perpustakaan," katanya. Ia mengatakan, tanpa minat dan budaya baca masyarakat sejak usia dini sulit berharap adanya suatu pengembangan jasa perpustakaan. Perpustakaan, katanya, sarana penting dalam mendukung kelancaran proses pendidikan dan pengajaran baik di lingkungan keluarga maupun lingkungan lainnya termasuk sekolah. Ia mengatakan, minat dan budaya baca masyarakat memiliki pengaruh langsung terhadap peningkatan kesejahteraan mereka. Kemudahan akses bahan bacaan dari berbagai sumber seperti buku, jurnal, literatur, surat kabar, majalah, dan bahan publikasi lain, katanya, membantu menciptakan jati diri manusia, menguatkan kepribadian, dan memantapkan kemampuan diri berpartisipasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat modern.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007