Samarinda (ANTARA News) - Seorang buruh bangunan tewas dan seorang lainnya terluka setelah sebuah kilatan cahaya yang diikuti suara ledakan menyambar mereka saat mereka sedang memasang dinding seng di lokasi pembangunan Perumahan Citraland di Samarinda Utara, Kaltim, Kamis. Korban bernama Edi alias Slamet tewas dalam perlajalan menuju RSUD AW. Sjahranie, sementara rekannya yang terluka, Tekad Basuki, diperbolehkan meninggalkan rumah sakit setelah sempat dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Menurut saksi mata, Suhartono, yang bekerja sebagai mandor di tempat itu, Edi tiba-tiba terhempas ke tanah sesaat setelah terdengar ledakan layaknya petir. "Saat itu kami sedang memasang dinding seng, tiba-tiba ada suara petir dan saya langsung melihat Edi terhempas ke tanah," ungkap Suhartono. Namun, Suhartono yang saat itu sedang memasang dinding seng bersama Edi, tidak bisa memastikan apakah Edi terhempas karena petir atau sebab lain. "Saya tidak lihat persis petir itu, tapi tiba-tiba ada suara ledakan disertai kilatan cahaya. Saat itu, posisi saya berada di atas bangku untuk memasang dinding sementara Edi dibawah sambil menyodorkan seng," jelasnya. Pihak berwajib pun belum berani memastikan penyebab kematian Edi dan terlukanya Tekad Basuki, karena polisi yang memeriksa lokasi kejadian mengaku menemukan sejumlah kejanggalan. Seng yang oleh para buruh diakui sempat terbakar akibat kilatan cahaya, ternyata setelah diperiksa masih utuh. Polisi juga tidak menemukan bekas sambaran petir baik di tanah maupun dinding bangunan di lokasi kejadian. "Saksi yang melihat kejadian itu masih kami periksa intensif. Dugaan sementara dari keterangan saksi mata, korban meninggal akibat tersambar petir," kata Kanit Reskrim Polsekta Samarinda Utara Inspektur Dua Dedi Anom saat dikonfirmasi. Dedi Anom juga mengakui adanya kejanggalan atas tewasnya korban, termasuk luka memar pada rusuk Edi. Namun, Kanit Reskrim Polsekta Samarinda Utara itu tidak berani menyimpulkan adanya penyebab lain kematian korban sebelum diperoleh hasil otopsi.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007