Nakhon Ratchasima (ANTARA News) - Triyatno tidak henti-hentinya menebar senyum, seperti halnya Ketua Umum PB PABBSI, Adang Daradjatun, serta seluruh kontingen Indonesia. Aula Nakhon Ratchasima Vocational College yang menjadi arena pertandingan angkat besi, seolah-olah menjadi milik Indonesia ketika lagu kebangsaan Indonesia Raya berkumandang. Seluruh kontingen Indonesia pantas bersuka cita karena dari dua lifter yang tampil, keduanya meraih emas, dan dua kali pula lagu kebangsaan Indonesia berkumandang, pertama berkat angkatan emas Triyatno, di kelas 62kg, disusul Edi Kurniawan (69kg). Lifter tuan rumah yang selama ini selalu menjadi batu sandungan dan biasanya tampil mati-matian demi Sang Raja yang ulang tahun ke-80, ternyata bisa mereka atasi. Dari dua peraih emas itu, Triyatno-lah yang lebih banyak dikerubuti wartawan karena ia memang salah satu harapan Indonesia. Selain itu, gaya bicaranya kocak, apa adanya dan selalu diakhiri dengan tawa lepas. Atlet kelahiran 20 Desember 1987 itu mengatakan bahwa ia sangat bangga dengan hasil yang dicapai berkat dukungan semua pihak, termasuk kedua orang tuanya yang petani. Karena menyadari bahwa profesi sebagai lifter di Indonesia belum bisa dijadikan sebagai sandaran hidup, Triyatno mengaku bercita-cita untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, mengambil jurusan bahasa Inggris. "Saya ingin berkenalan dengan atlet-atlet dari negara lain, tetapi selalu terkendala masalah bahasa," katanya memberikan alasan. (*)

Copyright © ANTARA 2007