Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) belum menerima proposal dari Temasek Holding, Singapura, mengenai rencana merger antara PT Bank Internasional Indonesia (BII) dan PT Bank Danamon. "Kalau masalah penambahan saham Temasek di BII mereka sudah lapor, tapi untuk rencana merger belum ada yang masuk," kata Direktur Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan BI Yang Ahmad Rizal, seusai acara sosialisasi Sistem Informasi Debitor kepada direksi perusahaan pembiayaan di Jakarta, Rabu. Temasek Holding sudah melaporkan ke Bank Indonesia soal penambahan sahamnya di Konsorsium Sorak 50,02 persen menjadi 75 persen. Penambahan kepemilikan Temasek ini dari saham milik anggota konsorsium lain yakni ICB Finansial Group Holding Malaysia 20 persen dan Barclays 4,98 persen. Sehingga komposisi kepemilikan di BII dikuasai oleh Temasek 75 persen dan Kookmin asal Korea Selatan 25 persen. Sebelumnya Deputi Gubernur BI Muliaman D Hadad seusai acara pelantikan deputi gubenur Bi di Makamah Agung (29/11), mengungkapkan bahwa secara lisan Temasek sudah mengungkapkan, namun secara proposal belum. Proposal ini harus disampaikan pada akhir tahun ini untuk memenuhi aturan BI soal SPP (Single Presence Policy) yang tidak membolehkan kepemilikan pihak yang sama di lebih dari satu bank. "Kalau mereka sudah mengajukan secara resmi itu nanti ke saya perizinannya," tambah Yang. Dia juga mengungkapkan bahwa hal yang sama juga belum ada pemberitahuan resmi rencana merger dari pemilik Bank Lippo dan Bank Niaga yang juga masih terafiliasi (Khazanah Berhand dan CIMB Group). "Itu juga belum," jelasnya. Khazanah yang merupakan induk dari CIMB Group melalui Santubong Investment BV memiliki 86,52 persen saham Bank Lippo, dan CIMB Group melalui anak perusahaannya Bumiputra Commerce memiliki 62 persen saham di Bank Niaga. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007