Jakarta (ANTARA News) - Motivator Ary Ginanjar Agustian mengajak umat muslim Indonesia menjadikan peringatan Idul Adha sebagai momentum kebangkitan bangsa. "Sudah saatnya Idul Adha kali ini kita jadikan momentum kebangkitan bangsa karena kita akan segera menyongsong 100 tahun Kebangkitan Nasional," kata Ary Ginanjar dalam khutbah Idul Adha 1428/2007 M di Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta, Kamis. Menurut pendiri sekaligus Direktur Utama Emotional Spiritual Quotient Leadership Centre (ESQ-LC) itu, Nabi Ibrahim, nabi Ismail, dan Siti Hajar telah memberi contoh bagi umat Islam, namun hingga saat ini banyak yang belum mengikutinya. "Kisah perjuangan mencari keyakinan mereka telah diabadikan oleh Allah, namun mengapa kita hingga saat ini tak juga mengikutinya, padahal, sudah begitu banyak ismail yang `disembelih` di Indonesia," kata Ary Ginanjar. Ia menyebutkan, pada Desember 2004, sekitar 250.000 orang meninggal dihantam gempa dan gelombang tsunami. Pada Mei 2006, hampir 6.000 orang meninggal karena gempa di Yogyakarta. Belum lagi di Bengkulu, Bukittinggi, Nias, dan terakhir di Dompu, Nusa Tenggara Barat. Jumlah Ismail yang "disembelih" kian banyak jika ditambah dengan warga yang mengungsi akibat lumpur Sidoarjo, ancaman letusan Gunung Kelud, Anak Gunung Krakatau, Gunung Merapi, dan lainnya. Juga berbagai kecelakaan transportasi baik laut, darat, dan udara. "Para korban itu sesungguhnya adalah pesan Allah agar manusia kembali ke Allah, memiliki kesadaran tauhid. Sayang, hingga saat ini, itu semua tak juga mampu membawa bangsa ini menyadarinya," kata Ary yang juga Wakil Ketua Dewan Pakar Bidang Agama, Budaya dan Pengembangan Karakter Bangsa Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Pusat periode 2005-2010. Menurut dia, orientasi bangsa ini masih saja uang, kekuasaan dan materi. Karena itu tak perlu heran jika berbagai perilaku merusak terus terjadi di negeri ini seperti pembalakan liar, korupsi, dan konflik antar kelompok. Idul Fitri beberapa waktu lalu, menurut Ary, diharapkan membuat umat Islam Indonesia mengenal jati diri, siapa pencipta, untuk apa diciptakan, dan apa tujuan hidupnya. "Dan Idul Adha hari ini akan membuat kita memiliki komitmen, rela berkorban (cinta Ilahi dan cinta tanah air). Bangsa ini akan memiliki karakter, mental yang tangguh karena memiliki kesadaran tauhid yang tinggi," kata pernerima gelar Doktor Kehormatan (DR Hc) dalam Bidang Pendidikan Karakter dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pada 17 Desember 2007. Sholat Idul Adha di Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta Pusat diikuti ribuan umat Islam dan dipimpin oleh imam H. Amri Djufri. Wakil Ketua Umum Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa, Erwal Gewang melaporkan, Panitia Idul Kurban Masjid Agung Sunda Kelapa menerima kurban dari umat Islam berupa tujuh ekor sapi dan 132 ekor kambing.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007