Jakarta (ANTARA News) - Penyeberangan Jakarta-Kepulauan Seribu sampai sekarang masih lumpuh, setelah enam kapal penyeberangan milik Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta tidak bisa beroperasi karena gelombang laut yang masih tinggi. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelabuhan dan Penyeberangan Dishub DKI Jakarta, Mohammad Zakky, di Jakarta, Rabu, mengatakan enam kapal penyeberangan sampai sekarang belum dioperasikan, menunggu gelombang laut mereda. "Sudah sejak 16 Desember 2007, keenam kapal Dishub berhenti tidak operasi. Tapi kita mengharapkan dalam pekan ini gelombang sudah bisa reda," katanya. Ia menyebutkan sejak keenam kapal milik Dishub yang diberi nama "Lumba-Lumba" dan memiliki kapasitas 50 penumpang itu tidak beroperasi, warga mengandalkan kapal milik swasta. Padahal, kata dia, biasanya dalam sehari kapal penyeberangan milik Dishub DKI Jakarta tersebut bisa mengangkut penumpang dari Jakarta ke Kepulauan Seribu sebanyak 36 orang. "Biasanya penumpang yang naik dari Kepulauan Seribu ke Jakarta lebih banyak lagi," katanya. Kapal penyeberangan milik Dishub DKI Jakarta itu, jadwal operasinya berangkat dari Jakarta pukul 08.00 WIB, kemudian dari Kepulauan Seribu pukul 13.30 WIB. Terdapat enam dermaga di Kepulauan Seribu, yakni, di Pulau Untung Jawa, Pulau Pramuka, Pulau Kelapa dan Pulau Tidung. "Tarif kapal penyeberangan Lumba-lumba milik Dishub, sebesar Rp30.000 /penumpang," katanya. Saat ditanya besaran kerugian yang dialami Dishub akibat tidak beroperasinya keenam unit kapal penyeberangan itu, ia menyatakan pihaknya tidak memikirkan untung rugi karena keberadaan kapal penyeberangan itu bukan mencari untung, melainkan untuk melayani warga khususnya warga Kepulauan Seribu. Sementara itu, Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), Tuwamin Mulyono, memperkirakan, gelombang tinggi antara dua sampai tujuh meter akan terus berlangsung di Laut Jawa pada pekan depan. "Diperkirakan tingginya gelombang antara dua sampai tujuh meter akan berlangsung pada pekan depan. Ketinggian gelombang dua meter saja sudah berbahaya bagi kapal," katanya. BMG memperkirakan gelombang di Laut Jawa pada 2 Januari 2008, antara tiga sampai tujuh meter hingga menyatakan kondisi tersebut berbahaya bagi semua jenis kapal. Ketinggian gelombang itu juga terjadi di Laut Cina Selatan, Laut Natuna, Perairan Sambas, Perairan Enggano, Perairan Barat dan Lampung, dan Samudera Hindia Selatan Jawa. Kemudian, Laut Bali, Laut Flores, Selat Bali, Selat Lombok, Selat Alas, Selat Sumba, Samudera Hindia Selatan Bali dan Nusa Tenggara, Perairan Majene, Perairan Sulawesi Selatan, Laut Sawu, Perairan Selatan Rote, Laut Banda, Perairan Kai dan Tanimbar, Laut Aru, Laut Arafura, dan Perairan Merauke.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008