Jakarta (ANTARA News) - Mantan Presiden Soeharto sengaja dibuat tertidur agar metabolisme tubuh tidak terlalu boros. "Memang sengaja dibuat mengantuk," kata anggota Dokter Tim Kedokteran Kepresidenan Djoko Rahardjo, di Jakarta, Sabtu, setelah mengantar kepergian Wakil Presiden Jusuf Kalla. Menurut Djoko, tubuh Soeharto bengkak karena penumpukan cairan yang disebabkan jantung kanan kurang kuat memompa cairan sehingga tertumpuk di tubuh. Saat ini, ujarnya tim dokter kepresidenan berupaya menjaga agar kondisi mantan presiden tersebut tetap stabil. Djoko mengatakan jika diperlukan dan memungkinkan maka akan dipasang alat pacu jantung. Alat pacu jantung tersebut dapat dipasang jika kondisi Soeharto stabil. Ia mengatakan selain masalah di jantung, Soeharto juga mengalami penurunan fungsi ginjal dan dikhawatirkan juga paru-paru. "Infus tetap dipasang karena itu sebagai saluran obat. Penyakit beliau kompleks," katanya. Sementara itu, Menteri Kesehatan Siti Fadillah Supari juga datang ke RSPP menjenguk manta penguasa di era Orde Baru itu. Setelah menjenguk, Menkes mengatakan akan memerintahkan jajaran kesehatan guna menangani mantan Presiden Soeharto. Ia juga mengatakan mantan orang nomor satu di Indonesia itu membutuhkan alat bantu kesehatan seperti pacu jantung dari Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta. Sementara itu pada hari keduanya menjalani perawatan di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) mantan Presiden Soeharto mendapat kunjungan sejumlah tokoh negara, politik, dan masyarakat. Dari kalangan pejabat negara antara lain Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Kesehatan Siti Fadillah Supari, dan Menteri Agama Maftuh Basyuni. Selain itu juga, sejumlah tokoh yang mengunjungi Pak Harto, diantaranya Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, Wiranto, Fauzi Bowo, Ali Alatas, Ma`ruf Amin, dan Quraish Shihab. Sementara suasana di lobi pendaftaran pasien RSPP dipenuhi wartawan media cetak dan elektronik nasional maupun internasional. Mereka terus menunggu perkembangan kesehatan mantan Presiden Soeharto dan mewawancarai tokoh-tokoh yang datang menjenguknya. Pada kesempatan sebelumnya ditemui di Kantor Kepresidenan seusai mendampingi Presiden Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan kondisi terakhir mantan Presiden Soeharto, Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa mengatakan semua berharap yang terbaik bagi kesehatan mantan tokoh politik Indonesia itu. Saat ditanya mengenai kemungkinan yang terburuk, Hatta mengatakan bahwa sebagaimana yang lazim berlaku maka telah terdapat aturan-aturan protokoler guna menghormati seorang mantan presiden. (*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008