Jakarta (ANTARA News) - Angka sekitar 1,2 juta pengangguran di Indonesia yang putus asa dalam mencari kerja sehingga mereka tidak ingin mencoba mencari pekerjaan, seperti diungkap BPS pekan lalu, dianggap sebagai data yang masih prematur, namun perlu mendapat perhatian pemerintah. Sosiolog UI, Paulus Wirutomo, di Jakarta, Minggu, mengatakan hal itu cukup mengejutkan karena menyangkut 11,98 persen dari jumlah pengangguran di Indonesia, namun menekankan perlu adanya data tambahan mengenai hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2007 itu. "Data itu memang masih prematur sehingga perlu diperjelas data mereka yang mengatakan tidak akan lagi mencari kerja, misalnya rentang usia, kelas sosial, atau berapa kali mengirimkan lamaran," kata Paulus kepada ANTARA. Meskipun demikian, dia mengatakan hal itu cukup mengindikasikan bahwa pemerintah harus melakukan upaya untuk mendorong penciptaan lapangan kerja secara swadaya dengan memperbaiki kondisi pendukungnya, seperti masalah pembiayaan yang murah dan mudah. "Selain itu pemda semestinya memberi perhatian dengan memberi kemudahan izin dan lokasi bagi mereka. Kalau tidak bisa di kaki lima, ya sediakan tempat dong," ujarnya. Sedangkan Sesmeneg Perencanaan Pembangunan Nasional Syahrial Loetan menegaskan pemerintah akan membuktikan bisa bertindak sebagai regulator yang demokratis dengan mendukung semua sektor, termasuk sektor informal yang diharapkan menjadi katup penyelamat ekonomi. "Pemerintah akan mendukung regulasi dan keamanan sektor informal," katanya. Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, angka pengangguran terbuka pada Agustus 2007 mencapai 10,01 juta orang atau turun sekitar 8,42 persen dari 10,93 juta orang pada Agustus 2006, dan turun 5,08 persen dari 10,55 juta orang pada Februari 2007. Deputi BPS Bidang Statistik Sosial, Arizal Ahnaf, mengatakan berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2007 pada 278 ribu rumah tangga, jumlah penduduk bekerja pada Agustus 2007 mencapai 99,93 juta atau naik 4,68 persen dari jumlah penduduk bekerja pada Agustus 2006 sebanyak 95,46 juta orang. Angka penduduk bekerja itu naik 2,40 persen dari Februari 2007 sebanyak 97,58 juta orang. "Tingkat pengangguran terbuka pada Agustus 2007 mencapai 9,11 persen, mengalami penurunan dibandingkan pada Februari 2007 sebesar 9,75 persen, dan Agustus 2006 sebesar 10,28 persen," kata dia pula. Sedangkan jumlah angkatan kerja pada Agustus 2007 mencapai 109,94 juta orang, naik 3,33 persen dari jumlah angkatan kerja pada Agustus 2006 (106,39 juta orang) dan naik 1,67 persen dari Februari 2007 (108,13 juta orang). Dari pengangguran terbuka yang terdata, 1,21 juta orang ternyata mengaku telah putus asa karena tidak juga mendapat pekerjaan setelah berulang kali mengirimkan lamaran pekerjaan dan tidak pernah mendapat tanggapan. (*)

Copyright © ANTARA 2008