Jakarta (ANTARA News) - Setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) sejak Jumat (4/1), kondisi mantan presiden Soeharto kian membaik dan konstan, bahkan sempat menanyakan kabar mertua Menko Kesra Aburizal Bakrie. "Beliau masih kenal saya. Dia menanyakan mertua saya," kata Aburizal Bakrie usai menjenguk Pak Harto di RSPP Jakarta, Senin malam. Ical datang menjenguk mantan orang nomor satu di Indonesia itu sendirian. Aburizal mengaku hanya bertemu selama satu (1) menit dengan mantan presiden yang bergelar "smiling general" itu. Dalam kesempatan tersebut, Soeharto dapat berbicara walaupun terbata-bata. "Beliau juga mengatakan, doakan saya ya," cerita Ical, panggilan akrab Aburizal Bakrie. Ical menjelaskan di dalam ruang perawatan, Soeharto didampingi oleh Titiek Soeharto dan mantan Mensesneg Moerdiono. Ditanya soal biaya perawatan Soeharto, Ical menjelaskan seluruhnya ditanggung oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) namun Ical tidak menjelaskan anggaran perawatan Soeharto diambil dari nomenklatur mana. Soeharto sendiri berada di kamar seharga Rp2,5 juta per malam. Menurut informasi yang beredar, keluarga Soeharto menyewa tiga kamar, satu untuk keluarga, satu untuk ruang perawatan Soeharto dan satu lagi untuk para pengawal. Sebelumnya dikabarkan, demi membantu perawatan mantan Presiden Soeharto, pihak RSPP Jakarta, meminjam alat terapi ginjal khusus `Continous Venous Venous Hemofieltration` (CVVH) dari Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Menurut Pakar Anastesi RSHS Bandung, dr Ike Sri Redjeki Sp.An, CVVH merupakan alat terapi khusus ginjal yang diantaranya berfungsi untuk menyedot berbagai racun serta cairan elektrolit yang terletak pada ginjal pasien. "Alat itu bisa dikatakan sebagai pengganti ginjal yang bisa dipasang setiap saat," katanya menjelaskan. Alat pengganti ginjal tersebut dimasukan melalui sejumlah pembuluh vena yang terletak dalam tubuh pasien, sehingga pemasangan alat tersebut memerlukan kehati-hatian karena dapat membahayakan kondisi pasien dimaksud, katanya. Ia mengatakan, alat tersebut merupakan alat eksklusif dengan biaya penggunaan pada setiap harinya bisa mencapai antara Rp2-4 Juta, belum ditambah biaya pembelian cairan khusus untuk ginjal yang dipasang pada alat tersebut. Saat dikonfirmasi hal tersebut, Dirut RSHS Bandung, Prof Cissy Prawira, membantah apabila pihaknya telah meminjamkan alat itu kepada pihak RSPP untuk merawat mantan presiden Soeharto. Dikatakan, alat serupa yang dimiliki pihaknya saat ini sedang digunakan merawat seorang pasien di RSHS. Namun pihaknya tidak menutupi apabila alat tersebut memang sering dipinjamkan sesama rumah sakit di Bandung untuk kebutuhan tertentu. Menurutnya, saat ini di Kota Bandung terdapat dua unit alat CCVH itu, yakni milik sebuah pabrik pembuatannya serta milik RSHS. "Ya, saya memang mengetahui adanya peminjaman alat bantu khusus itu untuk ke Jakarta, namun bukan pihak kami yang meminjamnya," katanya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008