Jakarta (Antara News) - Ketua Umum Front Persatuan Nasional (FPN) KH Agus Miftach menilai sakitnya mantan Presiden RI HM Soeharto telah dijadikan komoditas politik oleh sejumlah kalangan untuk mencari dukungan masyarakat. "Sejumlah pejabat dan politisi memanfaatkan popularitas Pak Harto dengan ramai-ramai menjenguk mantan Presiden RI itu di RSPP Jakarta sambil mengeluarkan pernyataan politik yang tidak relevan, antara lain tentang tuntutan hukum," kata Agus dalam keterangan tertulis yang akan menjenguk HM Soeharto di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta, Selasa. Agus yang juga menjabat Pimpinan Ormas Islam Wahdatul Ummah mengatakan, secara teknis yuridis tuntutan hukum terhadap HM Soeharto sudah tidak dapat dilakukan karena adanya SKP3 (Surat Ketetapan Penghentian Penuntutan Perkara) yang dimenangkan oleh Jaksa Agung ditingkat Mahkamah Agung pada awal 2007. "Itu sudah final berdasarkan kondisi kesehatan mantan Presiden Soeharto," katanya. Mantan Ketua Umum Partai Rakyat Indonesia (Pari) itu berharap, jangan ada kesan politik "balas dendam", atau mencari popularitas murahan dalam memberikan pernyataan seputar tuntutan hukum kepada HM Soeharto yang telah dihentikan itu. "Saya mengajak seluruh komponen bangsa Indonesia berkaca kepada bangsa Afrika Selatan yang mampu menunjukkan jiwa besar untuk rekonsiliasi nasional di bawah kearifan pemimpin revolusi mereka Nelson Mandela," ujarnya. Agus menambahkan, selama kekuasaan Orde Baru, dirinya mengalami penahanan tanpa proses hukum, tetapi ia tidak memiliki rasa dendam dan menganggap sebagai bagian dari dinamika politik bangsa. "Saya kira melihat kenyataan kehidupan bangsa Indonesia dewasa ini, bahwa elit reformasi yang harus minta maaf kepada rakyat karena gagal mewujudkan kemakmuran dan keadilan. Dengan pertumbuhan ekonomi sekitar enam persen tahun 2007, sementara jumlah pengangguran dan penduduk miskin yang semakin tinggi, reformasi mengantarkan bangsa ke dalam penderitaan," katanya. Menurut Agus, hiruk-pikuk pernyataan politik seputar sakitnya HM Soeharto, justru mengesankan kerdilnya jiwa reformasi dan membuktikan situasi politik Indonesia hingga dewasa ini masih dibawah bayang-bayang Orde Baru. "Biarkan Pak Harto melalui hari-hari sakitnya dengan tenang dilingkungan keluarganya. Ia punya kekurangan, tapi banyak kelebihan yang semasa aktifnya diabdikan bagi bangsa dan negara. Betapapun ia layak punya tempat terhormat dalam sejarah bangsa, seperti juga pandahulunya Bung Karno dan para pemimpin bangsa lainnya," ujarnya. Agus juga menyatakan, keluarga besar FPN dan Wahdatul Ummah mendoakan agar HM Soeharto yang kini telah berusia 86 tahun, segera pulih kembali kesehatannya dan dapat menikmati hari-hari tuanya dengah tenteram dan bahagia ditengah-tengah keluarga yang mencintainya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008