Jakarta (ANTARA) - Jumlah penumpang kereta api di Stasiun Gambir, Jakarta, mengalami peningkatan yang cukup signifikan sejak memasuki arus mudik Lebaran pada H-10 hingga H-6 Lebaran yaitu mencapai sekitar 87 ribu penumpang.

“Semakin hari mengalami peningkatan yang cukup tinggi, kalau kita bicara saat ini H-6 merupakan puncak awal arus mudik dari area Daop 1 Jakarta,” kata Senior Manager Humas Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa saat ditemui Stasiun Gambir, Jakarta, Kamis.

Berdasarkan data yang diterima, pada H-10 Lebaran atau 26 Mei jumlah penumpang yang berangkat adalah 13.680 penumpang. Sedangkan untuk H-9 Lebaran atau 27 Mei sebanyak 14.007 orang.

Dia mengatakan  penumpang yang berangkat dari Stasiun Gambir pada H-8 atau 28 Mei sejumlah 18.278 penumpang. Sedangkan pada H-7 atau 29 Mei penumpang kereta api yang berangkat sebanyak 20.824 orang.

Eva melanjutkan, untuk hari Kamis (30/5) sampai dengan pukul 14.00 WIB penumpang yang telah berangkat sebanyak 20.375 orang. Hal tersebut dianggap menjadi salah satu tanda adanya awal puncak arus mudik.

“Karena rata-rata di Stasiun Gambir sekitar 15.000-16.000 per hari, sedangkan hari ini sampai jam dua siang sudah lebih dari itu,” ujarnya.

Menurutnya, lonjakan penumpang tersebut tetap bisa teratasi dengan baik dengan adanya kereta tambahan dari Stasiun Gambir yang mencapai 14 kereta api tambahan per hari.

“Lonjakan penumpang bisa diakomodir dengan baik karena 32 KA reguler yang berangkat dari Stasiun Gambir, juga ada 14 KA tambahan,” ujarnya.

Eva mengatakan dengan adanya 87.589 total penumpang kereta api yang berangkat sejak H-10 atau 26 Mei sampai H-6 atau 30 Mei pada pukul 14.00 WIB tersebut, pihaknya optimis bisa memberikan pelayanan yang terbaik.

Selain itu, untuk ketersediaan tiket sampai dengan hari lebaran sudah habis terjual. Sedangkan tiket kereta untuk H+1 dan H+2 sudah terjual sekitar 70 persen, sehingga masih ada sekitar 30 persen tiket tersedia pada hari tersebut.

“Masyarakat bisa mengakses dan memantau ketersediaan tiket melalui website resmi PT KAI,” katanya.

Pewarta: Ahmad Wijaya dan Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019