Kuala Lumpur (ANTARA News) - Juru Bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal mengatakan, kepulangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Jakarta dipercepat setelah mengikuti Pertemuan Tahunan Indonesia-Malaysia Tahun 2008, 11-12 Januari di Kuala Lumpur , terkait kondisi kesehatan mantan Presiden Soeharto yang kritis di tanah air. "Presiden mendengar laporan dari Wapres Jusuf Kalla, bahwa kondisi kesehatan Pak Harto mengkhhawatirkan," ujar Dino Sabtu pagi di Kuala Lumpur . Presiden juga menerima laporan dari Tim Dokter Kepresidenan yang menangani langsung kesehatan Soeharto. "Tidak bisa saya sampaikan soal keterangan medisnya. Tapi tampaknya kondisi beliau (Soeharto, red) lebih serius dari kondisi beberapa hari lalu," katanya. Presiden Yudhoyono beserta Ibu Ani Yudhoyono dan rombongan, Sabtu pagi pukul 09.30 waktu Malaysia meninggalkan Kuala Lumpur menuju Jakarta, lebih cepat beberapa jam dari jadwal semula pukul 15.50 waktu Malaysia. Presiden Yudhoyono dilepas Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Malaysia Tatang B. Razak, pejabat kedutaan dan Menteri Luar Negeri Malaysia Syed Hamid. Presiden lepas landas dari Kuala Lumpur International Airport (KLIA), Sepang, mengunakan Pesawat Kepresidenan Boeing 737-500 yang didampingi sejumlah menteri yaitu Menko Perekonomian Boediono, Seskab Sudi Silalahi, Menlu Hassan Wirajuda, Mendag Mari Elka Pangestu, Menakertrans Erman Soeparno, Mendiknas Bambang Sudibyo. Selanjutnya Menneg Pemberdayan Perempuan Meutia Hatta, Kapolri Jenderal Polisi Sutanto, dan dua juru bicara Kepresidenan Andi Mallarangeng, dan Dino Patti Djalal. Andi Mallarangeng mengatakan, kunjungan kerja Presiden selama tiga hari di Kuala Lumpur berlangsung dengan sangat baik. "Kunjungan ini berhasil membuahkan berbagai kesepakatan bilateral ," kata Andi sebelum rombongan Presiden berangkat menuju bandara KLIA. Pembahasan mengenai isu-isu di dalam hubungan kedua negara serumpun dilakukan intensif, mendalam dan gamblang sebagai dua negara tetangga yang bersahabat. "Agenda yang menjadi isu utama dan mendapat perhatian publik di kedua negara, seperti ketenagakerjaan, sosial budaya, perbatasan, illegal logging dapat dicari solusi-slousinya," kata Andi. (*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008