Jenewa (ANTARA News) - Irak masih menghadapi krisis serius pengungsi, sementara lebih dari 2,4 juta orang kehilangan tempat tinggal di dalam negeri itu dan sebanyak dua juta orang lagi di negara tetangga, kata Organisasi Internasional bagi Migrasi (IOM), Jumat. Dalam laporan paling akhir, IOM menyatakan angka pengungsi di Irak melambat pada 2007, sementara makin banyak orang yang menjadi pengungsi di dalam negeri (IDP) dan pengungsi lain pulang ke tempat asal mereka. Namun kepulangan itu tetap terbatas dan di Baghdad hanya merupakan delapan persen dari jumlah seluruh orang Irak yang kehilangan tempat tinggal, katanya. "Sifat krisis pengungsi yang berkepanjangan menambah parah nasib buruk keluarga pengunsi itu," kata Dana Graber Ladek, ahli pengungsi Irak di IOM. "Banyak orang tak dapat lagi menanggung biaya bahkan untuk tempat berlindung yang di bawah standard dan nyaris tak memiliki akses ke layanan dasar, seperti air bersih, sanitasi dan listrik," katanya. Menurut laporan tersebut, hanya 22 persen orang Irak yang menjadi pengungsi di dalam negeri memiliki akses ke pembagian makanan rutin. Itu, ditambah layanan makanan dan tempat berteduh yang tak layak menjadi penyebab utama kekurangan gizi dan gangguan kesehatan kronis di kalangan perempuan, anak-anak dan orang tua. Tersedianya dan kualitas perawatan kesehatan di Irak secara dramatis telah merosot pada 2007 akibat berlanjutnya pengungsian besar-besaran tenaga profesional yang berkualitas, kekurangan parah peralatan medis dan rusaknya prasarana, kata laporan itu. Kendati ada keterbatasan dana dan ketidak-amanan, IOM tahun lalu melaksanakan 16 Pembagian Keperluan Darurat yang menyediakan makanan dan barang non-makanan seperti selimut, seprei, bahan bakar dan perangkat dapur bagi IDP dan masyarakat tuan-rumah mereka. IOM juga menyelesaikan 38 Proyek Bantuan Masyarakat guna meningkatkan layanan dasar di sektor air, sanitasi, kesehatan, pendidikan dan kehidupan, sehingga bermanfaat bagi lebih dari 570.000 orang. Organisasi tersebut berencana melanjutkan program itu pada 2008 dan memperluas operasinya untuk memantau, menilai dan membantu orang Irak yang kehilangan tempat tinggal pualng ke tempat asal mereka, demikian Xinhua..(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008