Malang (ANTARA News) - Gubernur Jawa Timur, Imam Utomo, menginstruksikan pelaksanaan Gerakan Menanam Kedelai dan petani yang ada di daerah itu juga diimbau untuk kembali menjadikan kedelai sebagai salah satu tanaman unggulan. "Pemerintah akan memberikan insentif bagi petani yang menanam kedelai yakni dengan memberikan bibit dan para perajin tempe yang saat ini sudah tidak berproduksi, kami berikan bantuan pinjaman modal murah dengan bunga antara 6 persen sampai 10 persen per tahun," katanya disela-sela acara peresmian gedung radioterapi dan paviliun Graha Puspa Husada RSSA Malang, Kamis. Pihaknya sudah menyiapkan skema bantuan berupa bibit kedelai kelas bagus bagi petani maupun perajin tempe berupa kredit modal usaha dengan tingkat suku bunga ringan agar mereka bisa bangkit kembali dari keterpurukan akibat mahalnya harga kedelai dalam beberapa minggu terakhir ini. Sementara Plant Breeder Balitkabi, Astanto Kuswo belum lama ini mengatakan, sebenarnya ada 10 varietas kedelai unggulan yang bisa dikembangkan dan dibudidayakan secara maksimal oleh petani sejak tahun 1998 lalu diantaranya varietas Anjasmoro dan Burangrang yang memiliki masa tanam lebih singkat antara 70 hari hingga 3 bulan dan produksi yang dihasilkan sebanyak 2 ton per hektar. Ia mengakui, selama ini petani enggan menanam kedelai, karena hasil panennya sebagai kedelai lokal dihargai cukup murah jika dibandingkan dengan harga kedelai impor serta kebiasaan petani yang salah dan lambat terhadap proses penyiangan, tidak sesuai dengan pertunjuk Balitkabi sehingga kualitas dan hasil panennya rendah. Ia mengatakan, jika pemerintah mengharapkan swasembada kedelai, maka pemerintah juga harus berani memberikan jaminan harga yang stabil di pasaran, tentunya yang tidak merugikan petani. "Untuk mencapai upaya swasembada kedelai seperti harapan pemerintah, kami butuh waktu cukup lama sedikitnya tujuh tahun, karena lahan pertanian semakin berkurang dan petani enggan menanam kedelai," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008