Jakarta (ANTARA News) - Bank Syariah Mandiri (BSM) selama 2007 berhasil mengelola dana Rp10,30 triliun naik 34,89 persen dibanding tahun lalu sekitar Rp7,415 triliun, seiring dengan cerahnya prospek bisnis syariah. "Prospek bisnis syariah pada tahun ini makin tumbuh karena investor terus melirik bisnis tersebut, meski ada gejolak ekonomi global," kata Direktur Utama BSM, Yuslam Fauzi, kepada pers usai penandatanganan kerjasama peningkatan kualitas layanan Mobile Banking BSM yang berbasis layanan data paket melalui telepon seluler/ponsel (GPRS) di Jakarta, Jumat. Nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) ini ditandatangani oleh Yuslam Fauzi dan Dirut Indosat, Johny Swandi Sjam, di Festival Ekonomi Syariah 2008. Dengan meningkatnya dana pembiayaan itu, maka BSM berhasil menaikkan laba bersih 2007 sebesar 74,61 persen dari Rp65 miliar menjadi Rp114 miliar. Kondisi ini juga memicu NPF (Netto) turun menjadi 3,43 persen dari 4,64 persen, ucapnya. Mengenai NPF yang sempat tinggi, ia menjelaskan, itu merupakan pembiayaan lama yang relatif cukup besar dan tidak berjalan mulus, namun sekarang sudah mulai berkurang. Buktinya NPF turun di atas angka tiga persen. Hal ini menjadikan BSM hati-hati dalam menyalurkan kreditnya ke korporate, ujarnya. Mengenai gejolak ekonomi global, menurut dia BSM akan selalu menerapkan sikap kehati-hatian, apalagi dalam tahun ini disebutkan merupakan tahun tantangan. "Kami harus menerapkan prudent banking dengan ketat, karena gejolak ekonomi global itu merupakan cerminan dari Amerika Serikat dan Eropa yang melemah sehingga harus dicermati dengan baik," ucapnya. BSM tetap fokus dalam menyalurkan kredit kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang tahan krisis bahkan sektor ini sangat menjanjikan untuk digarap lebih jauh. Mengenai kerjasama ini, Yuslam Fauzi mengatakan, BSM telah berhasil mengembangkan teknologi mobile banking berbasis GPRS yang merupakan satu-satunya di Indonesia. Produksi BSM ini diperkirakan akan mendapat sambutan baik dari nasabah terutama karena biaya pulsa yang jauh lebih murah daripda mobile banking yang berbasis SMS yang saat ini digunakan bank-bank, katanya. BSM akan terus meningkatkan mutu layanan mobile banking melalui kerjasama dengan PT Indosat seperti E-Payment, ujarnya. Menurut dia, pelanggan BSM yang berbasis GPRS diharapkan akan dapat mencapai 100.000 orang melihat besar minat masyarakat terhadap teknologi itu, apalagi jumlah pelangggan I-Go Indosat saat ini telah mencapai 166.000 orang yang diperkirakan juga akan menggunakan teknologi BSM itu. Sementara itu, Johny Swandi Sjam mengatakan, kerjasama ini bertujuan memberikan kemudahan dan kenyamanan serta meningkatkan akses pelanggan seluler Indosat dan pelanggan BSM. Hal ini juga merupakan salah satu wujud komitmen bersama dalam mendukung pengembangan dan pembangunan ekonomi berbasis syariah di Indonesia, katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008