Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membuka pertemuan Asia Pacific Business Advisory Council (ABAC) 2008 di Istana Negara, Jakarta, Senin. "Ini adalah untuk pertama kalinya ABAC bertemu di Jakarta ....Ini menunjukkan bahwa masyarakat bisnis Indonesia terbuka dan memiliki komitmen untuk bekerja sama dengan kalangan internasional guna mengembangkan peluang baru di bidang pembangunan," kata Presiden Yudhoyono. Pertemuan ABAC 2008 yang diikuti oleh delegasi dari sedikitnya 60 negara itu berlangsung 21-23 Januari. Presiden Yudhoyono menilai ABAC memiliki peran penting dalam proses APEC. Ia mengatakan kesempatan untuk bertukar pikiran dengan anggota ABAC adalah salah satu pertemuan penting dalam forum APEC. "Saya yakin jika pertemuan ini (ABAC) sangat penting karena menyediakan informasi bagi para pemimpin tentang prioritas yang diperlukan guna memastikan bahwa visi APEC berguna bagi kalangan pebisnis,"kata Kepala Negara. Menurut Kepala Negara, seluruh pihak hendaknya dapat memahami prioritas di dunia bisnis guna menentukan kebijakan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Hal itu juga meliputi kebutuhan kalangan industri mikro dan kecil yang menyediakan banyak lapangan kerja bagi masyarakat. Pada kesempatan itu, Kepala Negara juga mengatakan dengan kebijakan lingkungan yang tepat maka upaya bisnis juga dapat digunakan untuk mengatasi sejumlah tantangan di bidang lingkungan. Pertemuan ABAC 2008 membahas sejumlah agenda, antara lain pembangunan dan pengintegrasian sistem keuangan, kerjasama dengan kawasan lain untuk membangun sistem keuangan, memfasilitasi perdagangan dan investasi, mengkaji ulang desain perdagangan dan investasi. Kemudian, mencari prioritas di bidang keamanan energi, memasukkan keuangan mikro dalam agenda dan kerja sama tehnologi informasi. Hasil pertemuan ABAC 2008 akan ditindaklanjuti pada pertemuan APEC di Peru, November 2008. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008